Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Christine Hakim Pernah Tak Ingin Bermain Film Lagi di Indonesia

Kompas.com - 07/11/2016, 18:37 WIB
Dian Reinis Kumampung

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Aktris senior Christine Hakim (59) meraih penghargaan Lifetime Achievement Award dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2016, yang diadakan di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2016) malam.

Di panggung FFI 2016, Christine mengungkapkan kebahagiannya, keharuannya, dan rasa bersyukurnya.

"Love u too all. Rasanya malam ini penuh dengan ancaman. Reza Rahadian sudah mengancam, awas kalau enggak datang. Jajang C Noer juga mengancam, awas kalau nangis. Saya mau ucapkan selamat pada panitia, Jay Subiakto, Andy Rianto, Lukman Sardi, Reza Rahadian, Robby, Olga Lydia. Malam ini saya begitu bangga menjadi orang film Indonesia," tutur Christine sembari menahan air mata haru.

Namun, pemilik nama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim ini kemudian tak bisa membendung air matanya, terlebih ketika ia bererita tentang kondisi perfilman Indonesia.

"Saya enggak janji ya kalau enggak nangis," ujar peraih piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam FFI 1974 berkat permainannya dalam film Cinta Pertama ini.

"Mencerminkan dinamika film Indonesia, mencerminkan situasi dan kondisi para pelakunya, insan film Indonesia, saya ingat sekali, masa-masa sulit sebagai orangtua khususnya. Betapa beratnya untuk menjaga martabat sebagai orang film Indonesia, yang artinya menjaga martabat Indonesia," tuturnya lagi seraya meneteskan air mata.

Di pentas yang sama, Christine juga berkisah tentang obrolannya yang sangat bernilai dengan dua rekannya, perempuan Jepang, pada 1995.

Ketika itu ia akan pulang dari Jepang ke Indonesia, di tengah kondisi yang tak menggembirakan dalam industri film Tanah Air.

Lanjut Christine, dalam perbincangan tersebut ia mengungkapkan sudah ingin berhenti bermain film di Indonesia. Namun, kedua rekannya itu menginginkan ia tetap bermain film di Tanah Air.

"Tahun 1995, saya pulang dari Jepang. Sehari sebelum pulang, saya duduk bersama-sama dengan satu perempuan Jepang yang sudah anggap saya sebagai anaknya dan satu lagi yang sudah anggap saya seperti adiknya," kenangnya.

"Bertiga bicara di ruang, saya menangis, saya bilang saya harus apa, ke Indonesia enggak ada lagi film Indonesia, saya harus kembali ke negeri saya sebagai orang asing," sambungnya.

"Dia panggil saya anak, dia sudah sangat serius, dia bilang, 'Kamu harus tetap jadi aktris, main film sampai kapan pun.' Karena, ini penting, bukan hanya untuk Indonesia dan Asia, ini bukan sanjungan, tapi amanat yang besar," kenangnya lagi.

"Karena, saya enggak tahu bisa kembali atau enggak. Karena, waktu itu hanya ada 15 film horor esek-esek dan hanya ada film Garin Nugroho," lanjutnya.

"Sampai saya sudah berpikir untuk pensiun saja. Sampai saya tidak pernah merasa hebat, karena banyak yang mendukung saya," ujarnya lagi.

Christine mengungkapkan pula, artis peran Reza Rahadian lah yang kemudian memberinya semangat baru untuk bermain film lagi di Indonesia. 

"Sampai suatu hari, Tuhan kirimkan hambanya yang bernama Reza Rahadian. Mungkin Reza tidak menyadari. Tapi, dialah yang meyakinkan saya," ucapnya.

"Memang tugas seorang ibu enggak ada pensiunnya. Sampai akhir, dia tetap jadi ibu. Di situ, saya sadar, inilah gambar pasal kehidupan saya, bahwa banyak anak saya, yang saya memang bergandeng tangan dan anak-anak saya harus di depan," ucapnya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau