Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutradara “Ziarah”: Mbah Ponco Sutiyem Benar-benar Otentik

Kompas.com - 07/05/2017, 08:05 WIB
Sintia Astarina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Film Ziarah karya sutradara BW Purba Negara mengusung Mbah Ponco Sutiyem asal Gunung Kidul sebagai pemeran utama. Yang mengejutkan, Mbah Ponco mendapatkan nominasi kategori aktris trbaik dalam ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017.

Kompas.com pun menghubungi sang sutradara lewat pesan elektronik pada Sabtu (6/5/2017) untuk berbincang lebih lanjut. BW mengungkapkan alasan mengapa nenek 95 tahun tersebut dipilih sebagai tokoh utama.

“Kenapa memilih mbah Ponco, pertimbangan utama adalah pada otentisitas. Menurut penilaian saya ketika casting, Mbah Ponco memiliki potensi untuk menampilkan sosok karakter yang benar-benar otentik,” tulis BW.

Untuk diketahui, Mbah Ponco yang berperan sebagai Mbah Sri, sama sekali bukan artis peran dan sebelumnya tak memiliki pengalaman akting. Namun, Mbah Ponco memiliki bentuk fisik yang memang dibutuhkan dalam Ziarah.

“Mbah Ponco secara fisiologis menarik. Ketika melihat kerut-kerut wajah dan postur tubuhnya, orang akan langsung percaya bahwa beliau memang benar-benar mengalami masa perang,” ujar sineas asal Yogyakarta ini.

“Selain itu, beliau juga sangat komunikatif. Pertimbangan selanjutnya adalah beliau masih sehat, dan memungkinkan untuk diajak shooting di lokasi-lokasi yang medannya berat,” sambungnya.

Sebagai informasi, Ziarah bercerita tentang perjalanan Mbah Sri mencari makam asli mendiang suaminya, Prawiro, sesudah Mbah Sri mendengar cerita dari seorang veteran perang tentang akhir hidup Prawiro dan di mana Prawiro dimakamkan.

BW juga menambahkan, bahwa rupanya Mbah Ponco pernah mengalami langsung masa perang dan hal tersebut bisa digunakan untuk mendukung penghayatan perannya.

“Pada masa agresi militer Belanda II, suaminya ditangkap oleh Belanda. Pada saat itu, mbah Ponco sedang hamil tua. Rumahnya dihujani mortir dan peluru. Mbah Ponco lari, berpindah dari satu tempat ke tempat lain,” tulisnya.

“Perjalanannya diwarnai kejaran peluru. Untungnya ia selalu menemukan cara untuk menyelamatkan diri,” imbuh lulusan Universitas Gadjah Mada ini.

Potongan-potongan cerita ini pun rupanya juga dimasukkan sebagai bagian dari Ziarah.

“Dengan cara seperti itu, aktingnya di film Ziarah ini jadi tampak dramatis, unik, dan otentik. Jauh dari stereotype akting ala film mainstream,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau