Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan HBX: Kekuasaan Bukan untuk Diperebutkan

Kompas.com - 25/02/2008, 08:06 WIB

BANDUNG, SABTU - Gubernur Yogyakarta, Sri  Sultan Hamengku Buwono X hanya akan mencalonkan diri sebagai presiden jika dipastikan memenangi persaingan dalam pemilihan presiden pada tahun 2009. Menurut Gubernur Yogyakarta itu dirinya tidak akan mencalonkan diri sebagai capres jika dalam pemilu mendatang diketahui bahwa dirinya akan kalah dari calon lain.

Demikian diungkapkan Hamengku Buwono X Sabtu (23/2) di Restauran Sari Sunda, Bandung. Jumpa pers tersebut diadakan dalam rangka sarasehan kebangsaan dengan thema REKONSILIASI SEJARAH yang rencananya diadakan di Bandung pada April mendatang. Hadir dalam jumpa pers tersebut, Mantan Wakasad Letjen (P) Kiki Syahnakri (Ketua Umum Pejuang Siliwangi Indonesia) dan Ketua Umum Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), kelompok wartawan lintas media.

"Ada paradigma yang harus diubah di Indonesia. Orang selalu melihat kekuasaan sebagai bahan rebutan. Padahal kekuatan itu sebagai amanah dari rakyat yang harus dijalankan. Amanah itu pengabdian dan bukan kekuasaan. Pemahaman ini berasal dari orang tua saya (Sri Sultan Hamengkubuwono IX-red), kekuasan bukanlah sesuatu untuk diperebutkan.” Ujar Sri Sultan yang sebelum jumpa pers menghadiri sebagai pembicara seminar Pemekaran Daerah Dalam Konteks Tata Ruang Wilayah Indonesia yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Bandung. .

Ditegaskan bahwa Indonesia membutuhkan paradigma yang baik dan benar tentang kekuasaan. Dirinya akan mencalonkan diri jika rakyat benar-benar mendukungnya dan itu artinya rakyat memberikan amanahnya kepada seseorang. Oleh karena itu, ditambahkan, dirinya hanya akan mencalonan diri jika dirasa akan memenangi pemilu. Sultan menyatakan sia menjadi calon presiden apabila rakyat menghendakinya menjadi Presiden Republik Indonesia.

“Saya harus jeli melihat keinginan dan kebutuhan rakyat. Dukungan rakyat menjadi pokok dalam pemilu kita. Khan rakyat yang nanti memili pemimpinnya dan bukan parpol. Ya, kalau rakyat tidak mendukung, buat apa saya maju? Maju kok hanya untuk kalah pemilu. Yang saya inginkan parpol dan rakyat meminta saya untuk mencalonkan diri. Dan, dan menjadi tugas medialah untuk melihat apakah amanah rakyat itu untuk saya,” jelas Sultan HBX.

Rekonsiliasi Sejarah

Sementara itu Kiki Syahnakri menjelaskan bahwa sarasehan kebangsaan ini merupakan lanjutan dari gerakan sarasehan kebangsaan yang telah diadakan sejak Agustus 2007 dan terakhir diadakan di Yogya di mana Sri Sultan dan dirinya juga menjadi pembicara.

Sarasehan terakhir diadakan di Universitas Taman Siswa pada Januari 2008. Selain Sri Sultan HBX hadir juga beberapa wartawan senior dari berbagai media. Dalam sarasehan itu hadir lebih dari 500 peserta yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.

"Sarasehan semacam ini perlu diadakan di mana-mana dan untuk terus menjadi virus agar banyak orang mulai memilikirkan kembali soal kebangsaan,“ ujar Kiki Syahnakri, yang juga menyatakan siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan sarasehan kebangsaan tersebut.

Sedangkan Putut Prabantoro menjelaskan bahwa sudah disepakati bahwa rekonsiliasi sejarah akan menjadi thema dari sarasehan kebangsaan. Thema ini perlu diangkat agar generasi Indonesia saat ini perlu kembali menapaki sejarah untuk kejadian negatif tidak terulang lagi. Dan diharapkan bahwa rekonsiliasi sejarah ini akan awal dari rekonsiliasi yang akan diadakan pada tahun-tahun mendatang. (wsn)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com