Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novelis Andrea Hirata: Surabaya Kota Tidak Sastrawi

Kompas.com - 01/03/2008, 21:14 WIB

SURABAYA, SABTU -- Kota Surabaya yang telah memiliki julukan membanggakan, yakni  Kota Pahlawan,  baru saja mendapatkan "julukan" baru. Apa itu?

Penulis novel laris Laskar Pelangi,  Andrea Hirata, sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara, mengungkapkan bahwa  dibandingkan kota-kota lain di Indonesia Surabaya merupakan kota yang paling tidak sastrawi. Kok bisa?
    
"Dimana-mana novel Laskar Pelangi ini best seller, tapi di Surabaya tidak. Baru best seller di Surabaya setelah saya ditampilkan di acara Kick Andy (sebuah acara talk show di stasiun Metro TV dengan host Andy Noya--red)," katanya dalam acara bedah buku di Kampus Universitas Widya Mandala (UWM) Surabaya, Sabtu (2/3).
    
Pada acara yang dipandu oleh editor Laskar Pelangi, Salman, dan menampilkan guru besar UWM, Prof Anita Lie MA Ed.D itu, Andrea mengatakan bahwa sebelumnya, buku yang sudah cetak ulang hingga ke-25 dengan jumlah hampir mencapai 500.000 eksemplar itu, awalnya tidak laku di Surabaya.
    
Bahkan,  menurut Salman, novel itu sempat diretur atau dikembalikan oleh toko buku di Surabaya. Namun setelah Andrea ditampilkan di acara Kick Andy, di Surabaya buku itu laku hingga 8.000 eksemplar.
    
"Buku sastra di Surabaya ini tidak laku. (Buku) yang laku justru buku-buku berisi bagaimana cepat kaya, punya istri banyak, caranya menjadi tampan rupawan atau memelihara bebek bertelur emas," kata pegawai PT Telkom asal Pulau Belitung itu yang disambut tertawa peserta diskusi.
    
Bahkan, katanya, dirinya pernah datang ke toko buku di Surabaya dan menemukan Laskar Pelangi berada di tumpukan buku-buku terjemahan dari bahasa asing. Ia memperkirakan hal itu terjadi, karena namanya mirip dengan nama orang Jepang.
    
Pada kesempatan itu, ia mengemukakan, sebetulnya menulis karya sastra yang laris itu kuncinya adalah: isinya kontekstual, bukan tekstual. Karena itu, orang yang menekuni ilmu di luar sastra memiliki peluang banyak untuk menghasilkan karya yang bisa dibaca banyak orang.
    
"Karena itu, seorang sastrawan itu haruslah seorang ilmuwan. Untuk menghasilkan karya yang bagus itu kita juga harus melakukan riset dan riset. Rhoma Irama saja membuat lagu memakai riset kok," kata lulusan S2 sebuah universitas di Sorbon, Perancis, itu seraya mendendangkan lagu Rhoma Irama yang menceritakan jumlah penduduk Indonesia itu.
    
Selanjutnya Andrea mengemukakan, kisah dan hal-hal yang ada di dalam novel Laskar Pelangi tidak hanya hal-hal yang ia pikirkan, melainkan juga banyak hal yang ia rasakan. Hal itu, menurut dia, merupakan bentuk komunikasi penulisnya dengan pembaca.
    
Sementara Anita Lie yang juga dikenal sebagai pengamat pendidikan mengemukakan, membaca Laskar Pelangi tidak sekedar mendapatkan bacaan yang menghibur, melainkan juga menambah perbendaharaan pengetahuan yang disampaikan Andrea sebagai penulisnya.
    
"Membaca Laskar Pelangi, kita juga mendapatkan ilmu geografi tentang Belitung, tahu tentang tanaman dan hewan di Belitung. Kita juga tahu demografi dan sosiologi Belitung," katanya menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com