Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diisukan Milik Mayang, 600 Porsi Makan Siang Batal (2)

Kompas.com - 08/04/2008, 12:40 WIB

PEMBERITAAN media yang gencar seputar harta Mayangsari di Purwokerto  , kini mulai ditanggapi oleh pihak-pihak yang merasa  dirugikan. Belakangan ini, khususnya oleh media infotainmen, gencar diberitakan Mayangsari setelah menikah dengan putra kedua mantan Presiden RI, Soeharto, Bambang Trihatmodjo, memiliki  harta berlimpah ruah di kampung halamannya.

Seperti dikabarkan, Mayang telah membeli pusat perbelanjaan terbesar di Purwokerto, Moro dari pemilknya, Made, lalu  dikabarkan pula Mayang memiliki rumah makan Warung nDeso di Jl. Raya Baturraden, Banyumas TV hingga salah satu asset Pemerintah Kabupaten Banyumas. Yakni lahan seluas dua hektar eks terminal lama.

Benarkah demikian? Adi Putranto selaku Duty   Manager Promotion Moro menegaskan,  kabar tersebut hanyalah isu. “Itu tidak benar. Moro masih dimiliki oleh pemilik lama. Munculnya pemberitaan itu, entah siapa sumbernya, memang menjadikan banyak  warga bertanya-tanya soal kebenaran kabar tersebut,” ujarnya.
 
Diakuinya, meskipun  diberitakan secara gencar, namun tidak ada dampak negatif pada Moro. “Justru Moro semakin banyak dikunjungi pembeli. Ini merupakan  gratis,” ujarnya.       

Disinggung apakah pemilik Moro juga pernah bertemu dengan  Mayangsari untuk melakukan negosiasi bisnis, Adi Putranto mengaku tidak tahu. “Kalau masalah pernah ada pertemuan dengan Mayangsari, saya tidak tahu. Tapi senyatanya Mayangsari saat ini tidak ada sangkut pautnya dengan kepemilikan  Moro,”  ujarnya.

Dihubungi terpisah, Drs Nurfatah MBA selaku pemilik Rumah Makan Warung Ndeso dengan menu khasnya gurami bakar, mengungkapkan, pemberitaan  media selama ini, termasuk di TV, memang berdampak positif pada Warung Ndeso.

“Kami jadi terkenal. Namun ada juga dampak negatifnya. Pekan lalu, gara –gara berita itu, sekelompok ibu-ibu dari Jawa Barat yang semula memesan 600 paket menu makan siang, dibatalkan. Alasannya, mereka tidak  senang dengan Mayang yang merebut suami orang,” ujar Nurfatah yang juga dosen Fakultas Ekonomi
 Universitas Islam Indonesia  (UII) Yogyakarta ini.

 Dinilainya, selama ini pemberitaan media sudah tidak berimbang. “Saya tidak [pernah dikonformasi mengenai hal itu. Saya sendiri tidak tahu, itu  sumber dari
mana. Yang jelas, Rumah makan ini murni milik saya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Mayangsari,” ujar Nurfatah  yang juga pengusaha furniture di Jogjakarta ini.

Kabar lainnya yang cukup snater adalah soal pembelian Banyumas TV.  Direktur Bms TV Ir Firdaus mengungkapkan, sejak Januari 2008 Bms TV sudah diakuisisi oleh Media Nusantara Citra Tbk  (MNC)  melalui Sun Televisi Network  (STN). ”Mereka telah menguasai 60 persen saham Bms TV. Sedangkan 40 persen lainnya masih dipegang investor lokal,”  jelasnya.

Dihubungi   secara terpisah,  Rabu (2/4), kabag Humas Pemerintah Kabupaten Banyumas, Drs. Akhmad Supartono mengemukakan, tidak benar jika lahan eks terminal Purwokerto seluas 2 hektar  yang telah dikosongkan kurang lebih 2 tahun, telah dibeli Mayangsari.

“Sejauh ini belum ada rencana mengembangkan lahan eks terminal itu. Saat ini, kami masih menunggu kepastian dari DPRD Banyumas mengenai kelanjutan lahan itu,”
jelasnya.

Dijelaskan, ada wacana lahan itu akan dibangun kawasan campuran, yakni dibangun mall, kawasan pedagang kaki  lima (PKL) dan kompleks perdagangan lainnya. “Jika
akan diputuskan untuk pembangunan kawasan campuran, yang nantinya dibangun mall, maka Mayangsari bisa saja jadi investornya. Namun sejauh ini kan baru proses,
mau diapakan lahan itu. Jadi ndak benar kalau sudah dibeli Mayangsari,” tegasnya.

Keluarga Mayangsari sendiri tak habis pikir dengan  pemberitaan  itu. Adik  Mayangsari, Sri Renggo Widya Retno  menegaskan, semua beritanya ngarang sendiri’ “Banyak yang ngarang,” katanya. (*/abi/bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com