KEMENANGAN aktor Dede Yusuf dan Rano Karno pada dua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di tempat berbeda membuat banyak elit politik di Jakarta berpikir untuk mencalonkan kalangan selebritis menjadi presiden atau wakil presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2009, mendatang.
"Artis bisa mendulang suara dalam sistem pemilihan langsung di Pilkada maupun Pilpres," kata Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR) Bursah Zarnubi, Minggu (20/4).
Aktor juga dinilai merepresentasikan keinginan masyarakat yang ingin memiliki pemimpin yang muda. "Salah satu peluang artis yang top dan populer adalah Tantowi Yahya. Muda, cerdas, dan energik. Tantowi artis yang punya leadership, kekuatan intelektual dan memiliki konsep perubahan," kata Bursah.
Persoalannya, kata dia, koalisi partai mana yang akan mendukungnya juga belum ada sebab SBY, Megawati, JK, selain mereka pilih partai besar popularitas mereka masih tinggi dan juga masih disukai rakyat.
Politisi Partai Golkar Yuddy Chrisnandi mengakui, kans selebritis memenangkan Pilpres sangat besar karena pemberitaan media massa yang terus menerus terhadap seorang sosok selebritis membuat masyarakat mudah mengingat sosok yang bersangkutan.
"Selebritis bukan berarti dia harus artis atau aktor, tapi sosok yang terus dalam sorotan media. Tommy Soeharto karena dia disorot media maka dia selebriti. Tergantung apakah sorotan tersebut positif atau tidak ini juga berpengaruh terhadap tanggapan pemilih," katanya.
Menurut dia, kans selebriti memenangkan pemilihan pemimpin di sejumlah negara demokrasi bukan hal baru lagi. "Seperti Ronald Reagen (Mantan Presiden Amerika) misalnya," katanya.
Terpilihnya Dede Yusuf dan Rano Karno pada Pilkada, menurut Yuddy, karena dua sosok tersebut diterima masyarakat yang menginginkan sosok yang muda dan punya pencitraan positif terhadap masyarakat.
Dede Yusuf menang dalam Pilkada Jawa Barat. Aktor laga yang penggemarnya sebagian besar dari kalangan perempuan ini oleh banyak pihak, terutama pengamat, dinilai mendulang suara dari kalangan pemilih perempuan. Hal senada berlaku pada Rano Karno yang terpilih sebagai Wakil Bupati Tangerang. Dede Yusuf oleh sejumlah lembaga survei sebelumnya diprediksi tidak bakal terpilih. Lawannya di Pilkada Jawa Barat, Agum Gumelar, sangat terkenal dan pernah maju dalam Pemilihan Presiden 2004 sebagai Calon Wakil Presiden. Tak heran sebelum Pilkada digelar, lembaga survei menjagokannya.
Airlangga Hartanto punya guyon soal ini. Di depan sejumlah emiten pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir pekan lalu, dia mengatakan tampaknya aktor yang tampan yang disukai kalangan pemilih yang realitasnya sebagian besar dari kalangan perempuan.
"Ibu-ibu rajin datang ke TPS. Pernah ada artis kita yang maju di Pilkada tapi tidak terpilih. Mungkin kalau ada calon dari artis, ibu-ibu tidak mau pilih karena takut dia kalah cantik," demikian Airlangga, Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (EMI), yang juga Anggota DPR RI dari Golkar ini akhir pekan lalu.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari pada sejumlah kesempatan mengatakan, popularitas calon pemimpin sangat diperlukan pada sistem pemilihan langsung Pilkada maupun Pilpres. "Pemilih akan memilih calon pemimpin yang mereka kenal dan punya track record bagus," katanya. (Persda Network/hasanuddin aco)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.