Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tebakan Benar, Corbuzier Minta Roy Suryo Tutup Mulut

Kompas.com - 06/06/2008, 21:27 WIB

JAKARTA, JUMAT - Ternyata prediksi pengamat Telematika Roy Suryo benar. Mentalis Deddy Corbuzier mengakui bahwa pada 6 Juni 2008 dirinya memang akan menebak skor sebuah pertandingan sepakbola yang menjadi salah satu partai pada Piala Eropa 2008.

Namun Deddy Corbuzier menegaskan bahwa dirinya tak pernah menantang Roy Suryo untuk memprediksi isi tebakan yang akan dia lakukan. Deddy juga meminta Roy untuk tidak ikut campur dan tutup mulut terhadap dunia yang ditekuninya.

"Ini bukan sesuatu yang harus dianalisis. Ada hal lain yang lebih penting untuk dianalisis (oleh Roy Suryo) daripada sekadar ikut-ikutan menganalisis sebuah permainan yang saya lakukan ini," katanya agak emosional dalam jumpa pers yang berlangsung di Cilandak Tom Square (Citos), Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (6/6) beberapa saat setelah Roy menggelar jumpa pers untuk memprediksi tebakan Deddy.

Beberapa jam sebelumnya, pengamat Telematika yang juga pemerhati Multimedia Roy Suryo, yang mengaku pernah menerima tantangan  Deddy Corbuzier, kepada pers di ruang kerjanya di kawasan SCBD, Jalan Sudirman, Jakarta,  mengatakan ingin menyampaikan prediksinya lebih dulu sebelum Deddy menyamapikan tebakannya.

"Kalau saya cermati kata-katanya, saya yakin Deddy akan menebak sebuah skor pertandingan Euro 2008. Sebelum dia beraksi, ya saya awali duluan," kata Roy.

Namun Deddy menanggapi sikap Roy sebagai hal yang lucu. Sebab, menurutnya, tidak ada korelasi antara dunia telematika dengan kegiatan yang ditekuninya. "Saya tak pernah menantang beliau untuk menebak apa yang akan saya tebak. Jadi jangan ikut campur lagi dengan apa yang saya lakukan," tegasnya.

Jumat petang sebagai mentalis atau ilusionis Deddy memang mencoba melakukan aksinya di depan wartawan dan pekerja infoteimen yang diberi judul Predicting the Unknown. Dia menebak skor akhir sebuah pertandingan yang akan digelar dalam Piala Eropa 2008.

"Makanya saya sengaja tidak akan memperlihatkan. Tapi jika Roy ikut campur, silakan menganalisa sendiri tanpa saya beri clue," katanya.

Tebakan yang dibuat Deddy disimpan dalam sebuah boks besi  dan dimasukkan ke dalam sebuah kotak berbahan mika dengan ketebalan 15 milimeter dan berat 130 kilogram bersama  sebuah tape yang hanya bisa digunaan untuk memutar MP3 atau CD, "Tape ini tidak bisa untuk memutar kaset pita," tegas Deddy.

Kotak berbahan mika itu kemudian disegel yang dibumbuhi tanda tangan sejumlah saksi termasuk Ipik Tanoyo (wartawan), Remy Soetansyah (pengamat musik), dan Febby Ruben (notaris). Selanjutnya kotak akan disimpan di Citos dengan penjagaan pihak keamanan.

Sementara kunci kotak diserahkan kepada notaris, yang akan digunakan untuk membuka kotak itu pada 30 Juni setelah berakhirnya Pila Eropa 2008 mendatang. Deddy menjamin apabila segel rusak, maka tebakannya tidak sah.

Ketika ditanya apakah Roy Suryo yang juga dosen pada Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu menjadi bagian dari pertunjukan ini, Deddy mengatakan tidak. Namun Deddy mengaku senang apabila Roy menjadi bagian dari pertunjukan ini. "Tapi sebaiknya nggak usah ikut campur dengan yang apa saya kerjakan," pintanya.

Pada kesempatan itu Deddy sempat mengemukakan kejadian yang terjadi tahun 2003. Saat itu, katanya, dirinya merasa resah ketika Roy menggelar jumpa pers dan memberikan analisisnya berkait aksinya menebak berita utama Kompas saat itu.  

Sebab, katanya, penilaian Roy Suryo tentang teknik-teknik yang digunakan Deddy dalam melakukan aksi tersebut banyak yang salah. "Itulah kenapa saya bilang tak ada korelasi antara Telematika dan Mentalis. Apa yang saya lakukan adalah bagian dari dunia enterteinmen. Motivasinya bagian dari hiburan. Ini enterteinmen," tegasnya.

Namun Deddy mengatakan pula bahwa hak Roy Suryo untuk memberikan opini, termasuk memprediksi apa yang dilakukannya. "Tapi tak perlu menyampaikan hal itu kepada media dengan mengelar jumpa pers seperti yang terjadi tahun 2003," katanya.

Bagi Deddy, seorang mentalis itu sama halnya dengan penyanyi ataupun pemain film. Penyanyi, katanya, berkarya lewat album, aktor atau aktris lewat akting atas peran yang dibawakan dalam film. "Nah ini karya saya sebagai mentalis, yang tak memungkiri bahwa apa yang dilakukan sebagai bentuk sensasi".

Akhirnya Deddy Corbuzier menyampaikan hal lain yang tak kalah penting. Langkah-langkah yang dilakukannya, tegasnya, merupakan bagian dari upaya untuk membangun citra mentalis dan ilusionis sama halnya dengan profesi lain, terutama d dunia hiburan. "Hanya pesulap yang mengiklankan dirinya di batang-batang pohon. Saya ingin menghilangkan citra semacam itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com