Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombak Besar di Ende, Feri Tak Bisa Sandar

Kompas.com - 21/07/2008, 21:11 WIB

ENDE, SENIN - Akibat ombak besar, Kapal Motor Penyeberangan Uma Kalada tak dapat bersandar di Pelabuhan Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (21/7). Ombak tinggi yang berkisar antara 1-2 meter membuat feri itu lego jangkar sekitar satu kilometer dari bibir dermaga.  

"Untuk situasi ombak besar feri memang tak bisa sandar, karena sangat berbahaya, sebab draft (bagian bawah kapal yang berada di dalam perairan laut) sekitar dua meter saja. Kalau ombak besar goyangan amat kuat, sehingga membahayakan tak hanya dermaga, tapi juga kapal," kata Administrator Pelabuhan (Adpel) Ende, Abia Alex Foe, Senin (21/7), di Ende.

Menurut Abia, feri yang hendak menuju Kupang itu sandar di Pelabuhan Penyeberangan Nangakeo pagi ini. Namun baru sandar beberapa menit tiba-tiba muncul ombak besar. Guna menghindari dampak kerugian yang lebih besar, baik terhadap dermaga, feri, maupun keselamatan penumpang dan kendaraan,  nahkoda lalu memutuskan feri bersandar di Pelabuhan Ende.

Kondisi tersebut membuat penumpang yang akan naik dari Ende menuju Kupang kecewa, sebab mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi dari Nangakeo ke kota Ende. Selain itu, penumpang untuk naik ke feri itu pun harus menggunakan sampan atau perahu nelayan.

Penumpang yang lain, Ny Berta memutuskan menunda keberangkatan, karena takut harus menggunakan sampan menuju feri, sementara ombak tetap mengganas. 

Menurut Supervisi PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan ( ASDP) Cabang Ende, Ebas A Syarif, sejak diresmikan 15 Maret 2008 lalu, feri yang batal bersandar di Pelabuhan Penyeberangan Nangakeo tercatat sebanyak enam kali, yaitu 14 April, 27 Mei, 21 Juni, 25 Juni, 1 Juli , dan hari ini. Feri itu kemudian bersandar di Pelabuhan Ende.

"Sebenarnya feri tak perlu ke Pelabuhan Ende, sebab memungkinkan feri untuk bersandar di Pelabuhan Nangakeo, asalkan posisi dermaga tepat. Masalahnya posisi ujung dermaga dibangun searah dengan garis pantai atau bibir pantai. Posisi itu membuat feri yang bersandar akan terkena langsung empasan ombak, sehingga membahayakan ketika debarkasi berlang sung. Sebab goyangan feri amat besar," kata Ebas.

Ketika dikonfirmasi secara terpisah nahkoda KMP Uma Kalada, Yusuf sepaham dengan Ebas, bahwa posisi dermaga Pelabuhan Penyeberangan Nangakeo memang kurang tepat.

Posisi dermaga harus diubah. Posisi ujung dermaga sekarang melintang atau searah dengan bibir pantai, semestinya ujung dermaga mengarah ke laut atau selatan. Sehingga waktu kapal sandar, dan proses debarkasi berlangsung kapal dalam posisi tenang. "Kalaupun bergerak hanya naik-turun. Tapi dengan posisi sekarang, goyangan kapal amat kuat ke kiri dan kanan. Itu membahayakan kendaraan, maupun penumpang yang turun naik," kata Yusuf.     

Pelabuhan Penyeberangan Nangakeo yang secara administratif terletak di Desa Bheramari, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende itu baru saja diresmikan pada 15 Maret 2008 lalu dengan biaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 21 miliar. Pelabuhan itu pun memiliki fasilitas yang terbaik untuk pelabuhan sejenis di wilayah NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau