Tetap Zizi yang Sama

Pada Sabtu (27/9) siang, Zivanna Letisha Siregar sedang di rumahnya di kawasan Cinere, Jakarta Selatan. ”Lagi bantuin Mama beresin rumah, soalnya mbak sudah pulang,” kata Zizi, panggilan Puteri Indonesia 2008 itu. Maksudnya, para pekerja rumah tangga di rumahnya sudah mudik semua.

Masih mau setrika?

”Iyalah. Aku kan tetap Zizi yang sama,” kata sulung dari tiga bersaudara itu spontan, diiringi tawa.

Mahasiswi semester III yang diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia melalui jalur penelusuran bakat ini belajar banyak dari kegiatannya sebagai Puteri Indonesia sejak dinobatkan Agustus lalu.

”Salah satunya bertemu mereka dengan HIV/AIDS. Saya tersentuh sekali karena mereka bisa menerima, membentuk komunitas, dan menjalani hidup normal. Padahal, mereka banyak mendapat tekanan dari lingkungan,” cerita Zizi, kelahiran 16 Februari 1989.

Pada Jumat (26/9) Zizi ikut dalam diskusi publik di Dewan Kesenian Jakarta membahas RUU Pornografi. Zizi menolak pornografi, tetapi juga tak sepenuhnya setuju rumusan RUU Pornografi yang ”belum jelas”.

”Anak muda seusia saya yang masa depannya masih panjang, banyak yang ingin masuk industri kreatif, jadi animator, masuk industri periklanan, jadi perancang. Kami ingin ada ruang gerak untuk mengekspresikan kreativitas. Jadi, mohon pasal-pasal di RUU itu diperjelas,” kata Zizi. (NMP)