Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luna Paling Moncer di 2008

Kompas.com - 28/12/2008, 14:11 WIB

Siapa bintang iklan yang gambarnya paling mencolok terpampang di papan-papan reklame kota? Sebut satu, Luna Maya. Wajah eloknya tercetak pada papan iklan sabun colek, operator telepon seluler, hingga produk elektronik. Ekspresi mukanya berbeda-beda, menyesuaikan dengan citra brand. Tampilannya yang berubah-ubah itu ia sebut sebagai tuntutan pekerjaan.

Kegiatan Luna pada tahun ini lebih beragam. Selain laris sebagai bintang iklan, ia juga ikon portal kapanlagi.com, duta World Food Program (WFP) PBB yang bekerja sama dengan Blue Band, menjadi presenter acara musik di televisi, bintang video klip, dan aktris film layar lebar.

Luna, sungguh beredar ya? ”Ah, masak. Banyak orang bilang tahun ini aku beredar, padahal justru lebih santai dibandingkan dua tahun lalu pas shooting sinetron kejar tayang. Mungkin karena iklannya diekspos besar-besaran, jadi aku terlihat ada di mana-mana,” kilah Luna, Rabu (24/12) di Jakarta, di sela-sela kesibukannya menjelang cuti kerja akhir tahun.

Luna, yang mengawali dunia keartisan di catwalk sebagai model, bersikukuh menjalani kehidupan sesuai prioritas. Prioritasnya pada usia muda adalah berkembang semekar mungkin. Ia belajar berorganisasi, berkehidupan sosial, dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

”Aku pernah ke Tangerang, ketemu orang-orang gizi buruk. Perasaanku campur aduk, ada haru, sedih, dan bangga karena aku bisa ikutan bantu,” ujar Luna yang juga ikut menyokong program tanam pohon untuk kampanye antipemanasan global.

Tahun ini Luna mewujudkan obsesi masa kecilnya, menjadi pengusaha. Ia membuka butik LM Hardware di Bandung dan Jakarta, barber shop New Hair Glory di Kemang, dan kafe 7 Sins di Bandung. ”Aku juga mau buka restoran yang lebih serius, ada menu makan besarnya, tetapi bisa juga buat nongkrong,” tuturnya.

Tentang penampilan ia tidak sepakat pakaian perempuan bisa memicu perkosaan dan kriminalitas. ”Semua balik ke orangnya. Kalau orang melihat cewek pakai rok mini aja nafsuan, ya orang itu akan berada di level itu terus, enggak berkembang,” tutur Luna. Ia sendiri bukan tipe cewek yang suka pakaian berbelahan dada lebar.

”Kriminalitas bisa diberantas dengan memperkecil angka anak putus sekolah dan pengangguran,” ujarnya lagi.

Luna menjelaskan dengan bersemangat, ia tidak sepakat kalau selalu perempuan yang dijadikan kambing hitam terjadinya kasus perkosaan. Ini sama sekali bukan soal pakaian, yang sampai-sampai harus digembok segala. ”Istri saja bisa menuntut suaminya kalau merasa diperkosa, kok,” kata Luna.

Ia juga gemas dengan orang yang menihilkan tradisi suku-suku bangsa, misalnya dalam hal yang sederhana, yakni berpakaian. Kebaya yang seksi apa lantas mau diberangus?

”Padahal kita kan belajar Pancasila sejak kecil,” ungkapnya. (IVV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com