Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coba Bubarkan Aksi Kompak, Siapakah Mereka?

Kompas.com - 29/11/2009, 10:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) di Bundaran Hotel Indonesia mendapat tentangan dari sekelompok massa yang tidak memiliki nama. Kedua kelompok tersebut sempat bersetegang, tetapi untung pihak kepolisian berhasil meredamnya sehingga tidak terjadi kericuhan.

Massa tersebut menuntut aksi Kompak dibubarkan mengingat Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo melarang Kompak mendirikan panggung untuk aksi mereka. Selain itu, mereka juga memberi dukungan pihak kepolisian dan membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi. “Hidup polisi. Antasari penjahat. Hancurkan KPK," kata salah satu dari mereka.

Suara mereka semakin keras ketika Kompak nekat menjalankan aksinya. Kompak yang terdiri atas beberapa tokoh politik, akedemisi, dan artis itu terus melantangkan dukungan untuk menuntaskan kasus Bank Century. Walau cacian terus menerpa, lagu "Indonesia Raya", 'Indonesia Pusaka", "dan KPK di Dadaku" terus berkumandang dibawa aktivis Kompak, Edo Kondologit.

Kelompok massa yang menentang Kompak mengklaim berasal dari lapisan masyarakat yang heterogen. “Kami dari lapisan masyarakat yang membutuhkan polisi. Kami dari Sabang dan Marauke,” kata salah satu anggota massa yang mengaku bernama Ari.

Hal menarik lain, ternyata di antara mereka tidak saling kenal. Ketika Kompas.com meminta Ari menyebutkan nama dua orang anggota massa yang paling vokal ternyata ia tidak mengetahuinya.

Aksi massa yang berjumlah sekitar 70 orang itu semakin mengundang tanda tanya ketika salah satu dari mereka sempat terlibat adu mulut dengan salah satu wartawan online. Ia menuduh wartawan, yang kebetulan tidak memakai kartu identitas pers, sebagai anggota Kompak. Walau si wartawan menjelaskan sedang meliput dan dibantu oleh beberapa wartawan lain, orang tersebut tetap mengajak adu mulut. Untunglah, aksi tersebut diredam oleh koordinator massa. “Sudah. Itu pekerjaan mereka, mereka sedang bekerja sebagaimana kita,” ucapnya.

Seusai aksi, mereka tidak langsung pulang. Mereka duduk-duduk di trotoar Hotel Nikko dan di seputar air mancur. Kelompok ini duduk-duduk dan merokok. Mereka sudah berada sejak sekitar pukul 06.00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com