"Banyak penggemar yang menanyakan kapan album saya keluar. Mereka minta yang pop Jawa dulu," cerita Murry yang ditemui di rumahnya, di kawasan Kranggan Permai, Bekasi, Selasa (26/1/2010). Penggemar Murry tidak lain adalah para penggemar Koes Plus dan Koes Bersaudara juga. Mereka datang dari berlapis-lapis generasi yang tersebar di sejumlah kota. Di Solo, misalnya, menurut Murry, ada puluhan band yang menyebut diri sebagai pelestari lagu-lagu Koes Plus. Mereka menggelar pertunjukan tetap sekali seminggu. "Bulan lalu aku datangi penggemar Koes Plus di Semarang. Di sana ada kampung Koes Plus. Setiap malam Minggu mereka menggelar pertunjukan memainkan lagu-lagu Koes Plus," kata Murry. "Kalau Koes Plus dan lagu-lagunya dibilang legendaris, itu yang mengakui masyarakat, bukan dari kami. Aku sendiri merasa, ah ... apalah saya ini...," kata Murry merendah. "Tetapi, kalau lagu-lagu Koes Plus didengar dari generasi ke generasi, kata orang, itu artinya lagu legendaris," kata Murry yang bulan lalu sempat manggung bersama Yok Koeswoyo, pemetik bas Koes Plus, di Bumi Serpong Damai, Banten. (XAR)