SURABAYA, KOMPAS.com — Film sebagai bagian dari produk kapitalis bukan berarti harus kehilangan moralitas. Ungkapan itu barangkali tepat untuk menggambarkan eksistensi Fedi Nuril yang terlibat dalam film terbaru karya sutradara Hanung Bramantyo.
Pasalnya, selama ini Fedi termasuk selektif, baik dalam memilih skenario maupun menjadi pemain dalam film. Salah satu filmnya yang sekarang sedang diputar di bioskop-bioskop di Indonesia adalah Menembus Impian.
”Film Menembus Impian itu ceritanya bagus. Film ini bukan sekadar hiburan, melainkan terkandung pesan moral di dalamnya,” kata Fedi, pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1982, itu dalam jumpa penggemar awal minggu ini di Atrium Royal Plaza, Surabaya.
Fedi yang juga anggota band Garasi itu sebelumnya bermain, antara lain, dalam film Ayat-ayat Cinta, Garasi, Mengejar Matahari, dan Janji Joni.
Menurut sutradara Menembus Impian, Hanung Bramantyo, lewat film ini dia ingin mengajak para penonton untuk selalu mencintai ibu dan orangtua. Film ini berkisah tentang hubungan, pandangan, dan keseharian yang harus dihadapi seorang ibu dengan anaknya.
”Dengan rasa cinta itulah kita bisa menembus semua impian,” ujar Hanung tentang film yang, antara lain, juga melibatkan pemain film Acha Septriasa itu. (TIF)