Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membuat Prioritas untuk Donor ASI

Kompas.com - 16/05/2010, 00:59 WIB

KOMPAS.com - Mendonorkan ASI tak semata berbagi kelebihan produksi susu alami. Bahkan, terdapat perbedaan pandangan ulama mengenai donor ASI. Artinya, diperlukan pertimbangan ketika orangtua memilih mendonorkan ASI atau mencari pendonor ASI.

Sementara, bagi Puteri Indonesia 2004, Artika Sari Devi, keputusan mendonorkan ASI melalui rujukan dari RS Kemang Medical Care, dilakukan dengan sejumlah prioritas. "Untuk mendonorkan ASI, saya perlu mempertanyakan masalahnya. Artinya bukan karena si ibu tidak mau menyusui. Sebagai pendonor saya juga merasa perlu berkenalan langsung dengan ibu penerima donor ASI," papar Artika dalam talkshow "Donor ASI" dalam acara AIMI Breastfeeding Fair, fx Plaza, Jumat (14/5/2010).

Memiliki kedekatan personal dengan penerima donor penting bagi istri musisi Baim ini. Karena, memberikan ASI kepada bayi lain menimbulkan hubungan persaudaraan antara bayi penerima donor dengan keluarga pendonor.

Pada bagian lain, menurut aturan Islam, bayi yang menerima susuan dari satu ibu menjadi mahram dan kelak tidak diperbolehkan menikah. Penting juga untuk memberitahukan ke anak mengenai saudara satu susuan ini.

Prioritas yang juga penting menurut Artika dalam menjalani donor ASI, terkait kondisi bayi penerima donor. Artika memberikan ASI-nya kepada bayi yang lahir dengan berat badan kurang, bayi lahir prematur, dan usia bayi berjarak dua hingga tiga bulan dari usia putrinya.

Artinya, donor ASI diberikan kepada bayi yang memang membutuhkan karena kondisi tertentu. Tentu saja, penyimpanan ASI yang baik, dengan penanggalan menjadi penting untuk memastikan ASI layak konsumsi. Lebih penting lagi, mencatat kepada siapa donor ASI diberikan.

Dalam menjalani donor ASI ini, Baim sebagai suami mendukung keputusan Artika. Bahkan Baim bersedia mengantarkan ASI dini hari memenuhi kebutuhan donor ASI, melalui rujukan dari rumah sakit tempat kelahiran puterinya, Sarah Ebiela Ibrahim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com