Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brand New Storm, Pelarian Badai

Kompas.com - 04/06/2010, 22:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pencipta lagu yang juga pemain keyboard Badai "Kerispatih" mengaku butuh wadah untuk menuangkan idealismenya dalam bermusik. Membentuk band baru, bagi Badai bisa menjadi jalan untuk menuangkan kreativitasnya yang tak bisa disalurkannya dalam Kerispatih.

"Tidak selalu lagu yang saya ciptakan cocok dan bisa diterima di Kerispatih. Karena itu, saya butuh tempat untuk mengeluarkan karya saya," jelas Badai dalam wawancara di Jakarta, Jumat (4/6/2010).

Atas dasar keinginan itu, akhirnya Badai menggandeng Arief (gitaris yang juga rekan segrupnya dalam Kerispatih), Eltrino (bas), Deva (drum), dan Enwil (vokal) untuk menggawangi grup Brand New Strom (BNS) yang dibentuk sejak tiga tahun lalu.

Hasilnya, pemilik nama asli Doadibadai Hollo itu bisa menumpahkan idealismenya. "Ini sesuatu yang beda dari saya, semua serbaidealis di sini. Ini jelas berbeda ketika saya di Kerispatih," jelas Badai lagi, yang baru saja merilis single perdana BNS, "Harus Meninggalkanmu".

Lebih dalam, Badai sadar, ketika memainkan idealisme bermusiknya, konsep yang kokoh menjadi kebutuhan utama BNS. Warna musik rock menjadi warna yang diusung oleh Badai. "Konsepnya beda sekali dengan Kerispatih. Kerispatih itu lebih terkesan elegan, orkestra. Tapi, kalau ini (BNS), black and grey-nya dapat. Jadi, mau orang yang mukanya seram sekalipun tetap bisa menikmati, karena warna musiknya romantic rock," paparnya.

Meski berbeda warna dengan Kerispatih dalam bermusik, Badai tak menampik bahwa karya-karyanya yang dihasilkannya bersama BNS sedikit menyerempet karya-karyanya yang pernah dihasilkannya untuk Kerispatih. "Ya memang, karena penciptanya personel Kerispatih. Tapi, kalau mau didengerin secara baik-baik, itu berbeda banget vokalnya dari Kerispatih, soundnya juga beitu. Terus, kalau mau detail lagi, sound drum BNS ini lebih basah dibanding sound drum Kerispatih," ulas Badai.

Perbedaan mencolok lebih terasa di permainan gitar listrik Arief. "Nyawa" musik cadas BNS seakan ditentukan di sektor itu. "Kalau di Kerispatih itu detail-detailnya jelas banget. Tapi, kalau yang di sini (BNS), hajar aja enggak detail banget, makanya lebih rock and roll dan musiknya lebih rough," jelas Arief lagi.

Tak cuma itu, sentuhan orkestra yang dimiliki Kerispatih jangan harap bisa ditemukan dalam BNS. "Di BNS ini lebih banyak syntesizer string, kita menghindari unsur orkestra yang sudah identik banget sama Kerispatih," tutup Arief. (FAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com