JAKARTA, KOMPAS.com -- Suguhan yang rockin', itulah yang bisa ditangkap oleh para penonton dari pertunjukan grup ESQI:EF (Syaharani & Queenfireworks) di Jakarta Fair (JF) atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2010, Sabtu (26/6/2010) malam.
ESQI:EF, yang tampil di panggung udara terbuka JIEXPO Kemayoran, di hadapan kira-kira 2.000 penonton, menyajikan hampir semua dari sembilan lagu yang mereka luncurkan malam itu dengan aransemen yang rockin', yang memasukkan rock dan blues, berbeda dengan aransemen mereka dalam rekaman dan pertunjukan-pertunjukan lain mereka.
Itu ada kaitannya dengan konsep musik ESQI:EF. Terhitung dari "era" album baru atau album kedua mereka, Anytime, yang dirilis pada 26 Mei 2010 di Jakarta, mereka meluaskan konsep crossover mereka. Ketika Kompas.com beberapa waktu lalu mewawancara Syaharani, vokalis, pencipta lagu, dan aranjer vokal dalam ESQI:EF; dan Didit Saad, gitaris dan aranjer musik dalam grup tersebut; mereka mengatakan bahwa ESQI:EF kini memasukkan juga blues dan rock dalam aransemen crossover mereka. Dalam album Anytime, hal itu terdengar dan terasa pada lagu-lagu "Apa Apa Apa" dan "Cancellation No More". Sebelum "era" Anytime, ESQI:EF lebih ke funk, R&B, power pop, dan musik yang jazzy.
Tujuh dari sembilan lagu ESQI:EF di panggung PRJ 2010 berasal dari album Anytime, yaitu "Apa Apa Apa", "Mungkin", "Jangan Lagi Datang", "Kekasih Palsu", "Sayang Sayang Sayang" (yang jadi single pertama), "Anytime", dan "Picnic to the Sky". Dua lainnya, "Kemareeen" dan "Bermain Api", merupakan lagu-lagu lama mereka.
Dalam pertunjukan tersebut lagu-lagu itu digulirkan dengan aransemen yang berbeda dengan aransemen dalam album dan cuma "Anytime" (ballad) dan "Jangan Lagi Datang" (folk) yang tetap tidak memasukkan rock. Secara keseluruhan, "Kami main dengan spirit rock, meskipun ada lagu-lagu yang aransemennya enggak memasukkan rock, kami tetap rockin'," kata Didit, usai tampil, tentang aransemen nusik untuk pertunjukan itu.
Bukan tanpa sebab ESQI:EF mengangkat spirit rock untuk pertunjukan mereka di PRJ 2010. "Ini kali keempat ESQI:EF main di PRJ, harus ada sesuatu yang berbeda dong dengan yang sebelumnya," kata Didit juga. ESQI:EF mempertimbangkan pula siapa yang menonton pertunjukan mereka itu, yaitu para pengunjung PRJ 2010, yang dari berbagai kalangan, bahkan cuma sebagian kecil dari mereka yang penggemar sejati ESQI:EF. "Kami kasih yang rockin', yang bisa bikin para penonton lebih goyang," sambungnya. Satu lagi alasan, "Kami ini pemain-pemain live. Kami sakit kepala kalau harus main yang sama terus," ujar Syaharani secara terpisah, juga sesudah manggung.
ESQI:EF di panggung PRJ 2010 tampil dengan formasi Syaharani (vokal), Didit (gitar), Donny Suhendra (Didit), Trias Fajar Anugerah (keyboard), Kristian Dharma (bas), Sirhan Mohammad (drum), dan Iwano "Coconut Trees" (keyboard dan perkusi) serta Febry Wattimena dan Dave Laurence (vokal latar). Meskipun biasanya para penonton awam hanya menangkap spirit rock dari vokalis dan gitaris dalam sebuah band, kata Didit lagi, "Apapun instrumennya dalam ESQI:EF, walaupun itu perkusi atau keyboard, semua mendukung ke arah mau seperti apa musik yang kami sajikan, mau seperti apa jadinya musik kami."
Dalam pertunjukan pada malam berbulan purnama tersebut, ESQI:EF beraksi dengan solid, enjoy, bahkan membumi, meskipun musik mereka bukan pop Melayu atau dangdut. Trias, misalnya, menyisipkan permainan berhadiah t-shirt ESQI:EF untuk para pria yang menonton yang bisa mengikuti sepenggal lagu, "Sayang Sayang Sayang" dengan logat Purwokerto-an. Syaharani pun bisa menyanyi sambil duduk selonjoran di lantai panggung sembari mengajak para penonton memandang bulan purnama. (ATI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.