SUKAPURA, KOMPAS.com — Sebetulnya, seniman Djaduk Ferianto (45) menjagokan Spanyol untuk menjuarai Piala Dunia 2010. Namun, ketika Brasil harus pulang karena dikalahkan oleh Belanda, ia juga mengaku "patah hati".
Djaduk, yang pada Sabtu (3/7/2010) tampil bersama kelompok musiknya dalam pergelaran Jazz Gunung 2010 di Sukapura, Probolinggo (Jawa Timur), mengatakan bahwa ia mengunggulkan sebuah kesebelasan untuk menjuarai Piala Dunia 2010 berdasarkan kualitas pemain, permainan, dan strategi mereka. Dengan dasar itu, ia memilih Spanyol untuk menggondol trofi tersebut. "Saya enggak fanatik kepada satu negara. Saya melihat kualitas mereka. Tahun ini, saya pegang Spanyol," tuturnya kepada Kompas.com.
Selain memegang Spanyol sampai ke babak final, untuk babak-babak sebelumnya Djaduk juga mendukung beberapa tim lain, antara lain Brasil. Tak heran, ketika kesebelasan Brasil harus pulang kampung karena dikalahkan oleh tim Belanda (1-2) pada 2 Juli lalu, ia mengaku kecewa. "Saya patah hati," ujar Djaduk, yang memirsa tayangan langsung pertandingan itu di Sukapura. "Habis mencetak gol pertama, Brasil seperti mengalami euforia. Waktu skor satu sama, saya mulai, 'Wah bahaya nih.' Eh, benar juga, kalah," sambungnya. "Lini belakang Brasil jelek (dalam pertandingan tersebut)," ujarnya lagi.
Kecintaan Djaduk terhadap sepak bola sudah ada sejak ia kanak-kanak. "Dulu di dekat rumah kami ada lapangan. Saya dan Butet sama-sama suka main sepak bola di sana. Tapi, enggak tahu kenapa, pas SMP dia mulai enggak mau lagi main, sementara saya masih terus," cerita adik seniman Butet Kartaredjasa ini. (ATI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.