Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama Musik "Diana" dan Kegeniusan Koes Plus

Kompas.com - 09/07/2010, 04:20 WIB

Drama musik Diana hari terakhir, Kamis (8/7), memberikan hiburan kepada pencinta musik di Tanah Air, terutama lagu-lagu Koes Plus. Lewat sutradara musik Yockie Suryoprayogo, Diana mampu menampilkan kegeniusan Koes Plus dalam mencipta syair dan lirik lagu.

Penonton yang memenuhi Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan dibuat tak sabar menunggu lagu Koes Plus yang berikutnya akan dilantunkan. Semua gerakan drama seolah menjadi sandi untuk menebak lagu apa yang bakal terdengar.

Hiburan juga tak kalah hebatnya dari bintang gitaris Eet Syahrani dan Tohpati yang mampu mengundang tepuk tangan penonton yang sebelumnya mengira ada larangan bertepuk tangan.

Bersama dengan Once, penampilan mereka bertiga sangat menghibur terutama bagi mereka yang menilai drama ini terlalu panjang.

Salah satu penonton, Sutji Lantyka, yang mengaku menyukai dan menonton semua drama musik, mengatakan, cukup terhibur dengan Diana. Namun, dia menyayangkan ada lawakan yang gagal membuat penonton tertawa. ”Banyak pesan yang ingin disampaikan sehingga alur ceritanya menjadi terlalu berat. Tetapi, terkadang justru ingin dibuat lucu, tetapi tidak membuat ketawa,” ujar Sutji.

Namun, ia memuji koreografer, musik, dan paduan suara. Bahkan, saking hebatnya, menurut Sutji, dengan hanya tarian dan musik saja semua sudah sangat menghibur.

Klimaks drama Diana ternyata pada saat duel gitar antara Tohpati dan Eet Syahrani yang berdurasi cukup lama di panggung. Seusai mereka menyelesaikan kolaborasi yang menyimbolkan konflik antara ayah Diana, Da Silva, dan Yoko, penonton pun bertepuk tangan dengan meriah.

Namun sayang, paduan suara Universitas Indonesia Paragita, yang dipimpin Aning Katamsi, tidak mendapat porsi terlalu banyak karena suaranya kalah keras dibanding para pemain drama. Padahal, dukungan terhadap tampilan drama secara keseluruhan sangat besar.

Merajut Nusantara

Sesuai dengan tema ulang tahun ke-45 Harian Kompas ”Merajut Tanah Air”, pada kesempatan itu sebelum masuk ruang panggung pementasan, pengunjung dapat menikmati foto-foto ekspedisi yang pernah dilakukan Kompas dan rubrik unggulan tiap akhir pekan, Tanah Air. Berbagai foto pilihan tersebut dipajang dalam satu dinding sepanjang lobi. Ekspedisi dilakukan Kompas untuk menjelajahi Indonesia hingga ke ujung-ujung perbatasan.

Selain itu, Kompas membuat pameran kecil mengenai Kompas Triple M (multimedia, multiplatform, multichannel). Dalam pameran itu, Kompas memamerkan berbagai inovasi teknologi informasi guna mengantisipasi zaman. Di antaranya yang ditampilkan, Quick Response (dekode), augmented reality, Kompas ePaper dan Kompas iPad.

Penonton dapat mencoba konten augmented reality dan dekode yang disajikan Kompas. Pengunjung juga bisa membaca Kompas dalam format iPad diunduh dari Apps Store (application store) Apple.

(BUYUNG WIJAYAKUSUMA)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com