Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FPI Peringatkan Goethe Institute

Kompas.com - 28/09/2010, 12:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Front Pembela Islam (FPI) mendatangi Goethe Institute, meminta pengelola menghentikan pemutaran film bertema gay dan lesbi. Ancaman diberikan dalam kurun 1 x 24 jam.

"Jangan sampai tempat ini dibakar karena merusak moral," kata Habib Salim Alatas, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Jakarta, saat memberikan pernyataan sikap di depan Goethe Institute di Jalan Sam Ratulangi, Jakarta, Selasa (28/9/2010).

Jumlah laskar FPI yang datang puluhan orang dengan menaiki satu mobil bak terbuka dan kendaraan lainnya. Mereka datang sekitar pukul 11.30 dan berakhir pada pukul 12.00. Ketika FPI datang, polisi sudah menjaga gedung Goethe Institute.

Tidak ada aksi anarki, tetapi FPI memberi peringatan agar pemutaran film gay dan lesbi dihentikan segera. "Selambat-lambatnya, dalam kurun 1 x 24 jam dihentikan atau kami mengambil langkah tegas," ujar Salim.

FPI menilai film ini bertentangan dengan norma agama, adat, dan negara. FPI melanjutkan aksinya yang bertajuk "Ganyang Homosex dan Lesbi" ke Erasmus Huis, Kuningan, Center Culturel Francais di Salemba, dan Japan Foundation di Sudirman. Setelah aksi FPI usai, polisi yang berjaga tak berapa lama kemudian meninggalkan Goethe Institute.

Pihak panitia penyelenggara film tidak dapat dihubungi karena tidak berada di tempat. Dari akun Twitter penyelenggara festival film yang bernama Q Film Festival menyebutkan, "Tidak ada gerakan anarki dari pihak FPI, mereka hanya ingin menghentikan film screening dan menunggu kabar 24 jam dari sekarang. Film hari ini di Goethe akan tetap diselenggarakan sesuai jadwal, juga acara lainnya."

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, "Kami akan bertindak tegas kalau terjadi aksi anarki, seperti pembakaran dan perusakan, karena melanggar hukum."

Lebih lanjut, Boy mengatakan, kalau keberatan sebaiknya disampaikan secara santun kepada panitia dengan menggunakan polisi sebagai mediator. "Beda pendapat itu wajar, tetapi sebaiknya disampaikan secara santun," kata Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com