Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayasari Terselamatkan Gelombang Tinggi

Kompas.com - 01/11/2010, 21:35 WIB

PADANG, KOMPAS.com — Hampir semua yang terlibat menangani korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai saat ini menyalahkan cuaca buruk, gelombang tinggi, dan angin kencang sebagai penyebab masih banyaknya korban yang belum tertolong. Namun, kadang gelombang tinggi justru menjadi berkah.

Ini dialami oleh Reka Mayasari, gadis berusia 11 tahun asal Dusun Lakko, Desa Bulasat, Kecamatan Pagai Selatan. Bulasat adalah salah satu desa yang terkena dampak gelombag tsunami terparah. Sudah sejak tsunami menerjang dusunnya, Reka hampir tak tertolong. Kakinya patah dan sebagian tubuhnya terinfeksi karena tertusuk potongan kayu.

Beruntung, hari Minggu kemarin, relawan dari Yayasan Pusaka Indonesia yang tengah menyalurkan bantuan ke Bulasat menemukannya. Reka dan keluarganya mengungsi hampir empat kilometer dari bibir pantai ke arah perbukitan di dusun tersebut.

Saat ditemukan, kakinya sudah membiru karena patah. Badannya juga terinfeksi karena potongan kayu menembusnya. "Kondisinya sudah sangat kritis. Kami tandu dari bukit sampai ke pantai," kata relawan dari Pusaka Indonesia, Rulianto, saat menghubungi Kompas, Senin (1/11/2010) malam.

Saat hendak diangkut ke perahu motor, cuaca mulai tak bersahabat. Gelombang tinggi mengombang-ambingkan perahu. Para relawan sudah hampir putus asa meneruskan perjalanan dari Bulasat ke Sikakap, tempat rumah sakit darurat didirikan.

"Untunglah, saat itu ada kapal dari Yayasan Obor Berkat Indonesia, tak jauh dari tempat kami terombang-ambing gelombang. Perahu mereka membawa obat-obatan dan tenaga medis. Kebetulan perahu mereka juga tengah berlindung dari gelombang tinggi. Reka pun ditangani secara darurat di perahu Yayasan Obor Berkat," kata Rulianto.

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com