Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kate Middleton, Bukan Lagi "Princess in Waiting"

Kompas.com - 17/11/2010, 13:36 WIB

KOMPAS.com — Seperti telah diberitakan sebelumnya, ahli waris kedua takhta Kerajaan Inggris, Pangeran William, baru saja bertunangan dengan kekasihnya, Kate Middleton. Menurut pernyataan resmi dari Clarence House, kediaman resmi Pangeran Charles, Pangeran William akan menikah di London pada musim semi atau musim panas, atau antara bulan Maret dan Agustus 2011. Tanggal pernikahan akan diumumkan kemudian.

"(Lamarannya) sangat romantis," tutur Kate (28) berseri-seri, saat sesi foto pertamanya bersama William setelah bertunangan, Selasa (16/11/2010). Lamaran itu terjadi ketika mereka sedang berlibur bersama di Kenya pada Oktober lalu.

Pertunangan ini menjadi akhir penantian bagi Kate, yang selama 8 tahun ini menjalani hubungan on and off bersama William (28). Meskipun menolak memberikan detail mengenai rencana mereka, Kate bersedia menjawab pertanyaan mengenai perubahan statusnya dari kekasih menjadi calon ratu Inggris.

"Itu prospek yang sangat menakutkan, tetapi mudah-mudahan saya bisa melangkah maju," papar perempuan yang dikenal gemar dugem bersama adiknya, Pippa, ini. "William itu guru yang baik, jadi ia pasti akan menolong saya. Saya sungguh menantikannya, dan ingin menghabiskan hidup saya bersama William."

William sendiri tidak menjawab secara pasti mengapa ia baru memutuskan untuk melamar kekasihnya setelah 8 tahun pacaran. Ia hanya mengatakan bahwa ia tak pintar mengukur berapa lama mereka telah berpacaran. "Sekarang ini waktunya tepat. Kami berdua sangat bahagia, dan saya senang karena telah melamarnya."

Dengan pertunangan ini, berakhir pulalah julukan "Waity Katie" atau "Princess in Waiting" yang disematkan pada diri Kate. Delapan tahun memang bukan waktu yang singkat, dan masyarakat Inggris menganggapnya berusaha bertahan dalam hubungan tersebut supaya kelak bisa menyandang gelar istri Pangeran William.

Sempat putus
Bahwa pasangan ini saling mencintai, dan cocok satu sama lain, toh pada tahun 2007 mereka sempat putus hubungan selama tiga bulan. Beberapa minggu sebelumnya, Kate dikabarkan mendesak William menyatakan bahwa dialah satu-satunya wanita dalam hidupnya. Maklum, paparazzi sempat merekam gambar William tengah menggandeng perempuan cantik di sebuah kelab malam.

"Ia merasa William membuatnya seperti orang bodoh," kata salah satu teman lama Kate. "Yang dia inginkan adalah klarifikasi di mana ia harus menempatkan dirinya, dan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Ia tidak mengharapkan cincin pertunangan; ia hanya ingin tahu bahwa William memang berkomitmen padanya, dan hanya padanya."

Namun, desakan Kate (yang dinilai oleh teman-temannya sebagai perjudian terbesar dalam hidupnya) membuat William merasa dituntut untuk komitmen jangka panjang, khususnya kesetiaannya. Ternyata, hal ini membuat pangeran bertinggi badan 190 sentimeter ini takut. Akhirnya, mereka malah putus.

Kate menanggapi keputusan William ini dengan berusaha menunjukkan bahwa pangeran muda itu telah kehilangan sesuatu. Apabila reaksi William adalah berpesta dengan kawan-kawan lelakinya di kelab malam Mahiki di London, Kate tampak santai menjalani kehidupan pribadinya. Ia terlihat ramping dan menawan, tampak menikmati hidupnya tanpa William. Tentu saja, ini hanya kepura-puraan karena Kate sebenarnya sangat kecewa.

Namun, hanya dalam tiga bulan, William rupanya telah menyadari betapa ia merindukan perempuan ini. Ia lalu mengundang Kate untuk menghadiri dress party di barak Angkatan Darat-nya di Bovington, Dorset. Saat itu, Juni 2007, dan sejak itu mereka tak terpisahkan lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com