Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak AT Mahmud Sangat Mencintai Anak

Kompas.com - 19/12/2010, 04:06 WIB

Pelangi-pelangi alangkah indahmu.

Merah kuning hijau di langit yang biru.

Pelukismu agung. siapa gerangan.

Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan. 

Kita tentu akrab dengan lagu Pelangi. Namun, siapakah pencipta lagu tersebut? Ya, penciptanya adalah Bapak Abdullah Totong Mahmud yang lebih dikenal dengan sebutan Pak AT Mahmud.

Rasanya kurang lengkap kalau tidak mengenal sosok pencipta beberapa lagu anak-anak yang selalu kita nyanyikan. Bapak AT Mahmud lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 3 Februari 1930.

Beliau adalah pencipta lagu anak-anak yang dikenal sepanjang masa. Anak kelima dari sepuluh bersaudara pasangan Masayu Aisyah dan Masagus Mahmud ini oleh orangtuanya diberi nama Masagus Abdullah Mahmoed dan dipanggil Dola.

Namun, karena di rumah dan teman-teman sekolah sering memanggilnya Totong, maka pada ijazah sekolah menengah umum bagian pertama (setingkat SLTP), namanya tertulis Totong Mahmud.

Menurut cerita sang ibu, ketika Abdullah masih bayi, saat digendong atau ditimang, banyak kerabat yang memanggilnya dengan sebutan Tong… Otong!

Akhirnya, orangtuanya pun sepakat mengubah nama lengkap Bapak Abdullah menjadi Abdullah Totong Mahmud atau disingkat AT Mahmud.

Ketertarikan Pak AT Mahmud pada musik bermula saat dirinya duduk di sekolah rakyat (setingkat SD). Ia sangat terkesan dengan cara guru mengajarkan musik dan membaca notasi angka yang sangat menarik. Sejak itulah, beliau sangat menyukai musik.

Pak AT Mahmud dikenal sangat mencintai anak-anak. Dari rasa cinta dan kedekatannya dengan anak-anak, terciptalah ratusan karya lagu anak-anak yang sangat populer, antara lain Pelangi, Bintang Kejora, Cicak-cicak di Dinding, Main Ayunan, Suka Cita, Anak Gembala, Kunang-kunang, Mendaki Gunung, dan Kereta Apiku.

Pencipta lagu anak-anak legendaris tersebut telah meninggal dunia pada tanggal 6 Juli 2010 lalu dalam usia 80 tahun.

Meskipun Pak AT Mahmud telah tiada, karya-karyanya akan terus abadi hingga sepanjang masa. Impian almarhum adalah melihat anak-anak Indonesia berkembang dengan bakat-bakat yang dimiliki, tetapi tetap natural, polos, ceria, dan bermain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com