Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Ariel Jantanlah...

Kompas.com - 24/12/2010, 06:37 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com Apa bedanya video-video seks yang dibuat oleh tukang becak dibanding dengan video seks yang dibuat oleh vokalis Nazriel Irham alias Ariel? Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Hadi Supeno punya jawabannya.

"Kalau orang biasa mungkin kita risih, lihatnya saja malas. Tapi kalau public figure, apalagi Ariel, bikin penasaran orang untuk nonton," beber Hadi seusai memberikan keterangan sebagai saksi kasus pidana yang menyeret Ariel di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/12/2010).

Buktinya? "Hari keempat atau kelima video itu diunggah, internet alami lelet. Data resmi dari Menkominfo mengatakan begitu. Jumat dini hari video itu diunggah, Senin-Selasa internet lelet karena banyak yang mengunduh," urai Hadi.

Rasa penasaran tersebut, menurut Hadi, berdampak buruk pada pertumbuhan anak. "Saya lebih ke dampak sosialnya saja. Saya menjelaskan bahwa pornografi ada empat bahaya bagi anak," ujar Hadi.

"Pertama, bisa ketagihan. Kedua, merusak tumbuh kembang anak. Ketiga, anak ingin melakukan-menirukan apa yang dilihatnya. Kalau punya uang bisa ke prostitusi, tapi kalau anak yang enggak punya uang, sasarannya anak-anak yang lain. Tadi saya tunjukkan data, ada 59 anak korban pornografi, perkosaan, dan pelecehan seks yang terjadi saat beredarnya video Ariel. Dan yang keempat, meningkatkan eskalasi kriminalitas anak," papar Hadi.

Di ruang sidang, Hadi mengatakan bahwa kekasih Luna Maya itu pun tak bisa menyanggahnya. "Dia tidak menyanggah. Hampir semua membenarkan saya. Dari pembela pun hanya dua pernyataan. Hakim dukung saya. Hakim setuju dengan pernyataan ahli untuk segera akui perbuatan. Katakan iya jika iya, katakan tidak jika memang tidak," Hadi menegaskan.

Dengan alasan itu pula, Hadi berharap bahwa Ariel bisa mengakui segala kesalahannya. "Saya kembali meminta saudara Ariel akui saja, jantan, sportif, minta maaf ke masyarakat, utamanya anak-anak, supaya Ariel bisa kembali berkarya," pinta Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com