Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat dan Golkar: Kami Tidak Arogan

Kompas.com - 06/01/2011, 17:07 WIB
Caroline Damanik

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com— Partai Demokrat dan Golkar membantah dikatakan arogan karena menghendaki ambang batas parlemen (parliamentary threshold/PT) sebesar 4-5 persen yang dikhawatirkan dapat membunuh kehadiran partai-partai kecil dalam ajang Pemilu 2014.

Anggota Komisi II dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin, menolak kecurigaan bahwa partai besar yang mematok usulan PT di angka 5 persen merupakan upaya untuk membunuh partai-partai kecil. "Tidak, ngapain bunuh-bunuhan. Semua orang sudah pintar dan punya mekanisme mempertahankan diri. Kalaupun itu akan buat suara hilang, nanti di pemilu yang mendatang kan bisa masuk ke partai-partai lain. Mereka bisa lakukan konsolidasi lain dan bertarung pada 2019," ungkapnya dalam diskusi dialektika di Gedung MPR/DPR/DPD, Kamis (6/1/2011).

Nurul membantah dengan memasang pagar tinggi melalui PT, Golkar ingin kembali kepada hasrat untuk kembali pada kejayaan partai berlambang pohon beringin ini seperti pada masa lalu. Menurut dia, proses demokrasi saat ini sudah berjalan dengan transparan. Kalaupun ingin kembali pada kejayaan di masa lampau, Nurul mengatakan Golkar akan menempuhnya dengan cara-cara yang demokratis.

Sementara itu, anggota Badan Legislasi DPR, Sucipto, mengatakan, Fraksi Demokrat juga menolak dikatakan arogan dengan angka 4 persen yang dijadikan usulan PT seperti instruksi dari SBY sebagai Dewan Pembina Demokrat.

Menurut dia, angka itu sudah moderat memfasilitasi perbedaan yang jauh antara kutub partai pendukung 5 persen dan kutub partai-partai menengah dan kecil di angka 2,5 persen. "Kita masih 4 persen. Kita akan ajak yang rendah untuk naik dan yang di atas kita ajak turun. Mudah-mudahan itu bisa jadi solusi," katanya.

Maka, ke depan, Sucipto mengatakan, Demokrat akan menempuh lobi-lobi yang intensif dengan partai lain hingga membentuk kata mufakat. Dia menegaskan, Demokrat enggan menghasilkan sebuah undang-undang melalui mekanisme voting atau pemungutan suara. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com