Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Nafkah Melawak, Andre Dituding Kampanye

Kompas.com - 18/01/2011, 03:57 WIB

Tangerang Selatan, Kompas - Calon wakil wali kota Tangerang Selatan nomor urut 3, Andre Taulany, mengatakan, kehadirannya di Pendapa Bupati Tangerang, Jalan Kisamaun, Kota Tangerang, pada 29 Desember 2010 lalu semata untuk mencari nafkah dari profesi pelawak yang digelutinya selama ini.

Kehadirannya bersama personel Opera Van Java (OVJ) itu merupakan undangan untuk memeriahkan perayaan ulang tahun PKK Kabupaten Tangerang. Bukan mencari dukungan politik terkait pelaksanaan pemungutan suara ulang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Tangsel yang akan berlangsung pada 27 Februari mendatang.

”Saya dan personel OVJ ke tempat itu karena profesi sebagai artis. Kami diundang resmi dan dibayar sesuai profesi kami. Undangan dari PKK Kabupaten Tangerang, sama seperti undangan lainnya yang kami hadiri seperti di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bahkan Istana Negara,” kata Andre seusai memberikan keterangan kepada Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kota Tangsel, Senin (17/1).

Ia dimintai keterangan terkait laporan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menuding Andre melakukan kampanye terselubung dan memobilisasi pegawai negeri sipil.

”Apa yang ditudingkan itu tidak betul. Saya dan teman-teman ke pendapa cuma untuk mencari nafkah sesuai dengan kapasitas saya sebagai pelawak. Saya diundang dengan surat resmi. Saya hadir ke sana bersama salah satu personel OVJ. Tidak ada bicara politik,” ujarnya.

Mantan vokalis grup band Stinky di era 90-an ini datang ke kantor Panwaslu sekitar pukul 11.00. Dalam pertemuan tertutup dengan Panwaslu Kota Tangsel yang berlangsung selama hampir dua jam itu, Andre dicecar dengan 30 pertanyaan.

”Andre memberikan klarifikasinya. Ia datang dengan menyertakan undangan panitia. Tidak ada hubungannya dengan proses Pilkada Tangsel. Tak ada korelasinya,” kata Ketua Panwaslu Kota Tangsel Sahrono Budiharjo.

Menurut Sahrono, unsur-unsur pelanggaran seperti yang dilaporkan tersebut tidak terpenuhi. ”Kegiatan tersebut semata untuk menghibur. Mereka diundang secara profesional,” kata Sahrono.

Meskipun demikian, lanjut Sahrono, hal ini belum menjadi keputusan final. ”Kami akan memutuskan hal tersebut dalam rapat pleno dalam waktu dekat ini,” tutur Sahrono.

Sanksi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com