Pengantar Redaksi
Nama Sandhy Sondoro relatif baru dalam kancah dunia musik anak negeri. Namun, pemunculannya di Java Jazz 2010 menjadi magnet bagi ajang musik
Sandhy memang unik. Niat belajar arsitektur di Jerman ternyata malah merintis musik di negeri itu. Dia pernah mengamen di jalanan Berlin. Namanya merangkak hingga di sejumlah negeri Eropa, Sandhy muncul di kafe-kafe maupun acara musik televisi.
Kini Sandhy seperti mendayung sekali kayuh dua pulau terlewati. Namanya semakin mendapat tempat di antara penikmat musik jazz Indonesia. Jalan untuk berkarier di dunia musik internasional pun kini terbuka lebar.
***
Mas Sandhy lebih memilih berkarier di Jerman/luar negeri atau di Indonesia? Bagaimana pendapat Mas Sandhy tentang industri musik Indonesia yang kini dikuasai band-band pop melayu? (Diana Laurencia,
Saya memang memulai karier bermusik saya di Jerman. Namun, saya tidak membatasi ruang/tempat bagi musik saya. Semakin jauh dan bisa diterima, di sana saya akan bisa hidup. Pendapat saya baik-baik saja, tergantung pendengarnya gimana mereka memilih. Musik memberi sentuhan pada kualitas hidup. Musik yang baik bisa memberi kualitas hidup yang baik.
Apakah Mas Sandhy berkeyakinan musik adalah jalan
Sejak 12 tahun terakhir hidup saya lebih bertumpu pada musik. Panggilan hati yang saya jalani dengan tulus. Bermusik adalah terbaik yang saya bisa lakukan yang, Alhamdulillah, membuat saya bahagia.
Kenapa Anda memilih Jerman sebagai negara tempat Anda memulai karier bermusik? Saya sangat menyukai lagu