Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Hantu Mungkin Gantikan Film Asing

Kompas.com - 21/02/2011, 11:41 WIB

Apa yang akan terjadi jika film-film asing benar-benar lenyap dari bioskop-bioskop di Tanah Air? Mungkin benar kata salah seorang kawan bernama Divin Nahb lewat status di akun facebooknya yang menulis begini: "Film luar nggak beredar. Gantinya film horor yang memuat daftar setan Indonesia. Ooooh my God!!"

Sambil bergurau, kawan-kawan Divin pun saling bersahut-sahutan mengomentari statusnya. Ada yang mengomentari, INILAH DAFTAR SETAN INDONESIA: gendruwo, pocong, kuntilanak, leak, tuyul, hantu goyang kerawang, si manis jembatan ancol, hantu terowongan casablanca, hantu puncak, ....

Divin menyahut: 1. Suster ngesot. 2. Hantu Jeruk Purut. 3. Sundel Bolong. 4. Apalagi yaaaa.

Maklumlah kenapa Divin Punya pikiran bahwa film-film hantu yang akan mendominasi jagad perfileman negeri ini apabila film-film asing tak masuk ke Indonesia.

Bukankah pengalaman telah mengajarkan, betapa film-film yang mengangkat tema "hantu" dan sebangsanya senantiasa tak pernah hilang dimakan waktu?

Ketika film-film asing masih ramai saja, para hantu di film-film kita sudah bergentayangan dengan sentausa, apalagi kini ketika film-film asing yang boleh disebut sebagai pesaing tangguh film hantu sedang bertiarap, kian menjadi-jadilah para hantu meneror penonton bioskop.

Demikianlah, dari waktu ke waktu film hantu menjadi komoditi yang "kagak ada matinye". Konon, film hantu hampir sama tuanya dengan sejarah film itu sendiri. Hanya satu tahun dari demontrasi proyektor pada tahun 1895 oleh Robert Paul di London, Lumiere bersaudara di Paris, dan Thomas Alva Edison di Atlanta, Georges Melies membangkitkan hantu-hantu dari kubur dan merekamnya dalam "Lc Manoir du Diable" (1896).

Sementara di Indonesia kita mulai berkenalan dengan film hantu atau lebih dikenal sebagai film bergenre horor sejak 1941 melalui "Tengkorak Hidoep".

Lantas mengapa di antara kita menyukan film-film hantu? Menurut pendapat David Rudd, dekan College of Social and Behavioral Science, orang menyukai ketakutan dan berusaha mencari ketakutan lewat film horor karena mereka tahu bahaya yang mereka rasakan palsu. Mereka tahu benar bahwa sebenarnya mereka baik-baik saja. Kesadaran itu mengusir rasa takut dan bahkan membuat mereka gembira.

Atau, jika kita hendak lebih jauh menganalisis, mengapa banyak penonton yang menyukai film hantu? Boleh jadi ini berkait dengan kultur masyarakat Indonesia yang "dekat" dengan hal-hal mistis, sehingga darinya muncul kawasan-kawasan angker di hampir semua sudut negeri ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com