Oleh WINDORO ADI
Memanfaatkan lalu lintas jalan yang macet menjadi latar belakang Olga Lydia (34) dan Anya Dwinov (28) membuka sejumlah restoran dan kafe di Jakarta pada awal tahun 2000. ”Menghidupkan kota dan menyalakan museum” adalah impian keduanya, yang sayangnya belum juga dilirik para petinggi Ibu Kota.
Di Kemang, Jakarta Selatan (Jaksel), Olga dan Anya punya Elbow Room, sedangkan di Plaza Senayan ada restoran dan rumah anggur Vin Arcadia.
Olga juga memiliki Lounge La Forca (”Gaul” dalam bahasa Italia) di Setiabudi Building, Jaksel, dan restoran Jepang, Poke Sushi, di Hotel Crown Plaza.
”Konsepnya sederhana. Sambil menunggu kemacetan reda, para eksekutif muda bisa santai menonton televisi sambil makan, minum, mendengarkan musik, bahkan bermain biliar seperti di La Forca,” tutur Olga saat ditemui di rumah anggur Vin Arcadia bersama Anya, Selasa (8/3) siang.
Rumah anggur itu mengoleksi lebih dari 100 jenis anggur berbagai merek. Tempat singgah nan eksotik ini ramai dikunjungi sore hari, terutama pada Jumat. Pada hari itu, lebih dari 100 tamu datang dan pergi.
Lounge La Forca bahkan menjadi tempat bertemu suami istri dari keluarga muda berada yang masing-masing bekerja.
”Suami bekerja dan istri bekerja, ya ketemunya di situ. Ketemu buat pulang bareng atau ketemu untuk kembali bekerja lembur, sementara yang lain pulang ke tempat tinggal mereka,” ujar Olga.
Anya dan Olga tidak pesimistis lalu lintas yang macet di Jakarta bakal menghambat kunjungan tamu.
”Buktinya, ’rumah-rumah singgah’ kami justru kurva bisnisnya terus naik karena lalu lintas macet,” kata Olga tersenyum.