Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Once: Musisi Kalah Kekuatan dari Konsumen

Kompas.com - 13/04/2011, 18:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ingar-bingar industri rekaman Tanah Air tak luput dari perhatian vokalis Elfonda Mekel alias Once. Menurut Once, kondisi industri musik saat ini lebih didominasi warna musik yang hampir seragam.

Tak dimungkiri saat ini banyak sekali penyanyi dan grup band yang bermunculan dengan performa yang sudah baik, sayang keberadaan mereka tak diimbangi dengan kehadiran para produser yang berkualitas.  

Kondisi ini yang membuatnya cukup prihatin. Seperti apa komentarnya mengenai hal tersebut, berikut petikan wawancara Once dengan reporter Kompas.com, Irfan Maullana, dan fotografer Banar Fil Ardhi, saat berkunjung ke studio rekaman miliknya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (11/4/2011). Once juga berkesempatan menjawab sejumlah pertanyaan para penggemarnya  yang dititipkan kepada Kompas.com.

Industri musik di Tanah Air masih didominasi musik yang seragam. Bagaimana pandangan kamu? Anna, Bekasi

Sebenarnya saya enggak terlalu suka dengan yang seragam seperti ini. Kita pasti menemukanlah yang unik dari setiap lagu, tetapi memang ada kesan bahwa musik seragam. Menurut saya, penyebabnya itu, satu kita kekurangan produser musik yang hebat. Produser musik itu seorang yang menolong musisi untuk membungkus musisinya untuk membuat karya yang unik, yang berbeda dengan musik yang lain di zamannya.

Seperti apa contohnya?

Katakanlah progresinya sama seperti A, G, E minor. Tetapi kalau produser musiknya jeli, dia bisa membungkus itu menjadi sesuatu yang unik. Itu satu hal, jadi kita kekurangan produser musik yang bagus. Yang kedua, yang membuat katanya seragam itu ya industri musiknya itu sendiri, yang terlalu memanjakan selera masyarakat, dan ditambah media yang terlalu kompak. Yang ketiga, memang karakter kita sebagai orang Indonesia kayaknya kurang ekspresif, kita kayaknya punya karakter kompromis. Jadi kita itu suka kalau kita sama dengan orang lain, itulah karakter kita. Kalau orang rambutnya pendek, kita juga pengin berambut pendek, kan katanya lagi ngetren. Atau kalau orang pakai jins yang ketat-ketat, kayaknya kita enggak enak kalau pakai jins yang gombrong-gombrong. Itu karakter dari kita sendiri.

Kalau terlalu lama tren musik itu tidak baik juga. Dari zaman ke zaman tren musik itu sebetulnya ditentukan oleh golongan tertentu. Bukan oleh selera masyarakat, ini pandangan saya.

Misalnya di beberapa dekade yang lalu musik itu dilahirkan oleh golongan tertentu, kemudian diikuti oleh orang menjadi suatu tren. Tetapi kalau sekarang terbalik, orang yang membuat musik justru mengikuti konsumen karena konsumen sekarang punya power untuk memilih berkat perkembangan media elektronik yang luar biasa. Akhirnya musisi-musisi kalah kekuatannya.

Kapan pertama kali kamu tampil menyanyi di depan umum? Dan kapan kamu menyadari bahwa kamu punya kemampuan dalam berolah vokal? Halizafitri, Bandung, Jawa Barat

Saya tampil di depan umum pertama itu pas di SMP. Saya ketika itu bergabung di sebuah band yang di dalamnya beranggotakan adik saya. Kebetulan mereka tidak punya vokalis, ada juga gitaris tetapi bernyanyi juga. Saya hanya ikut menolong saat itu supaya dia tidak kerepotan karena harus menyanyi juga. Akhirnya saya jadi vokalis betulan. Dari situ akhirnya saya tahu saya cukup berbakat jadi vokalis. Warna suara saya enggak ada perubahan dari SMP, mungkin semakin tebal saja seiring pertambahan usia.

Tindakan apa yang paling disebelin dari penggemar? Dimas, Jakarta 1

Kalau saya lagi tidur di hotel, mereka datang dan mengetuk pintu meskipun sudah ada tulisan do not disturb. Itu mengganggu istirahat saya.

Apa punya pengalaman yang paling tak bisa dilupakan saat manggung? 

Saya bingung jawabnya. Apa ya? Maaf.

Apa sih moto hidup Mas Once?  Uswatun Hasanah Bangkalan, susi_***@yahoo.com   Banyak sih moto hidup saya. Mungkin selalu bersyukurlah dan bersukacitalah. Karena bersyukur itu bukan hanya pasrah, tetapi artinya kita juga mensyukuri apa yang kita punya dan memanfaatkannya.

Siapa orang yang menginspirasi diri Anda? 

Banyak ya, dari keluarga, dari orangtua saya, omah saya yang penyanyi. Dari segi karakter ya ayah saya. Lalu kalau dari segi musik itu kakak saya sendiri, namanya Peter, dia menginspirasi saya banyak, termasuk mengajari saya main piano.

Apa saja obsesi Mas Once ke depan? 

Wah obsesi ke depan saya ya? Obsesi ke depan saya adalah memberikan karya-karya sebaik mungkin yang bisa saya lakukan sepanjang hidup saya lewat suara saya dan karya saya. Itu obsesi ke depan saya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com