Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garin Nugroho: Saatnya Merayakan Pemahaman Multikultur

Kompas.com - 19/04/2011, 20:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah maraknya film horor dan porno, harapan publik untuk mendapatkan film yang mencerahkan masih terbuka luas. Sejumlah sineas kini mulai berani menghadirkan film-film bertema multikultur lewat karya filmnya.

Sutradara dan produser Garin Nugroho berharap era lima tahun ke depan menjadi era perayaan film-film multikultur di Indonesia. "Periode lima tahun ke depan harus jadi perayaan multikultur, kenapa kita tidak buat perayaan multikultur?" ujar Garin saat ditemui jumpa pers praproduksi film Perjuangan dan Semangat Soegijapranata di Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (19/4/2011).

Menurut sutradara Daun di Atas Bantal itu, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk merayakan pemahaman multikultur dan nasionalisme yang bersahaja. "Sudah saatnya kita menjalankan kegembiraan dalam keberagaman. Multikultur adalah kegembiraan," terang Garin.

Upaya itu diwujudkan Garin dengan berencana mengangkat film bertema ketokohan Nusantara melalui sosok Soegijapranata, yang dikenal sebagai uskup pribumi yang tak gentar memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Ke depan, Garin juga berharap bisa membuat film-film yang mengangkat tokoh-tokoh pergerakan lainnya yang ikut memberi andil dalam perjuangan di Tanah Air. "Kita juga berpikir untuk bikin ayahnya Gus Dur, bukan Soegijapranata saja. Mungkin juga kita akan membuat tentang Ki Hajar Dewantara," lanjut Garin.

Sebagai latar belakang kisah, disebutkan bahwa film ini tidak semata-mata fokus pada kelompok tertentu—Soegijapranata seorang tokoh Katolik, tetapi pada poin di mana sosok ini juga mampu merayakan kebinekaan bagi keindonesiaan. Sosok Soegijapranata berjuang menjadi 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia.

Dalam proses pembuatannya, film akan dibuat agar publik dapat berdialog dengan film melalui medium populer bahasa sinema. "Akan dibuat dialog yang sangat humanis. Ketokohan agama menjadi bagian keseharian masyarakat, bukan milik agama tersebut saja. Inilah waktu yang tepat untuk berbicara tentang multikultur," papar Garin.

Film juga dibasiskan pada riset pustaka dan berbagai studi lapangan, termasuk untuk menyusun sinopsis dan naskah serta lokasi, casting, kostum, dan persiapan akhir. Produksi akan dilakukan pada Juli-September 2011. Rencananya, film ini akan dirilis perdana pada Desember 2011.

Film produksi Studio Audio Visual Puskat (Pusat Pengembangan Masyarakat) ini akan didukung sejumlah tim kreatif, seperti musisi G Djaduk Ferianto, G Budi Subanar SJ, Heru Kesawa Murti, YI Iswarahadi SJ, FX Murti Hadi SJ, Tri Giovanni, FX Tri Mulyono, dan Haryo Sentanu Murti.

Dewan penasihat terdiri dari Uskup Agung Jakarta Mgr Ign Suharyo Pr, Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Pujasumarta Pr, Purnomo Yusgiantoro, Mari Elka Pangestu, Jakob Oetama, RB Riyo Mursanto SJ, dan Nibo Daryanto.

Ditanya mengenai kesiapan masyarakat akan efek sosial dari penayangan film ini nantinya, Garin menjelaskan bahwa sudah saatnya topik ini digelindingkan dan dirayakan, termasuk ditulis banyak orang. "Asal, perbedaan pendapat tidak boleh dilalui dengan kekerasan," kata Garin menjelaskan.

Terkait pendanaan, rumah produksi mengakui sudah siap. Tetapi, tetap menyindir keterlibatan pemerintah. "Kami juga ingin mengingatkan Pak Jero Wacik atas janjinya itu, ha-ha-ha..." sindir Djaduk.

Pada perayaan film nasional lalu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berjanji akan membantu pembiayaan film-film yang mengusung kepahlawanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com