Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Sang "Troubadour"

Kompas.com - 20/04/2011, 16:53 WIB

KOMPAS.com — Saat telah terkenal pun, Franky Sahilatua memilih tinggal di rumah kontrakan di daerah Jalan Deplu, Jakarta Selatan. Berkali-kali banjir merendam rumah kontrakan itu, tetapi malah membuat Franky kian produktif.

"Saya menikmati banjir yang datang ke rumah. Itu bagian dari yang menstimulus kreativitas saya," ujar Franky suatu kali kepada Kompas.com.

Maka, jika tak "dipaksa" oleh sang istri untuk berpindah ke rumah yang lebih "beradab", Franky barangkali masih tetap menikmati banjir yang datang tiap tahun ke Jakarta.

Pun begitu saat Franky meninggalkan dunia industri musik yang menurutnya sudah tak sehat itu, dia menjadi sosok penyanyi yang lebih dekat dengan kalangan bawah.

Beberapa kali Franky mengajak Kompas.com "jalan-jalan". Pertama, ke daerah Pati, Jawa Tengah, menemui para petani yang melakukan protes kepada pemda setempat karena kebijakan pemda setempat yang tidak berpihak kepada rakyat, dengan memangkas sebuah bukit untuk bahan baku pabrik semen.

Bersama para petani, Franky ikut menumpang mobil bak terbuka seraya mengajari mereka menyanyi lagu-lagu perjuangan untuk kaum tertindas.

Pun demikian saat Franky mengajak Kompas.com ke Hongkong. Status Franky yang telah menjadi Duta Buruh Migran tampak sangat dekat dengan para buruh migran di sana.

Dalam pidatonya di hadapan para buruh migran, Franky meminta supaya para TKI itu jangan takut memperjuangkan nasibnya serta melawan para calo yang telah merampas penghasilan mereka.

Semenjak meninggalkan dunia industri musik, hari-hari Franky adalah sempurna menjadi seorang troubadour. Penyanyi yang tak pernah berhitung dengan angka-angka sebagai upah dari menyanyinya. Dia bisa bernyanyi di mana saja, mulai dari komunitas seniman, para politisi, hingga di hadapan petani di tengah sawah.

Franky pernah bercerita, apa yang dia kerjakan adalah semata menjalani panggilan hatinya. Dia sudah tidak bisa bernyanyi lagu-lagu "manis", sementara rakyat Indonesia masih dililit kemiskinan dan kebodohan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com