Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sora Aoi: Saya Pensiun, Itu Pilihan Saya!

Kompas.com - 22/04/2011, 07:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Sora Aoi mendadak jadi tenar di kuping publik Indonesia, menyusul keterlibatannya dalam film produksi Maxima Pictures, Suster Keramas 2. Di negara asalnya, Jepang, Sora dikenal sebagai bintang hot.

Artinya, perempuan berbadan mungil ini kerap tampil di film khusus dewasa. Sora menjadi bintang film dewasa asal Jepang ketiga yang diboyong Maxima untuk main di film nasional. Sebelumnya, Maria Ozawa alias Miyabi membuka pintu bagi artis-artis panas Jepang muncul di layar lebar nasional. Setelah Miyabi, ada Rin Sakuragi, yang sama-sama diboyong Maxima. 

Kamis (21/4/2011) di sela-sela mempromosikan filmnya di Jakarta, perempuan yang telah sembilan tahun berkecimpung di dunia film dewasa itu berbincang-bincang dengan Kompas.com di kawasan Palmerah Selatan, Jakarta. Secara blak-blakan, Sora menceritakan bahwa ia masih terlibat dalam film-film itu dan belum terpikir untuk pensiun dari industri film yang telah membesarkan namanya. Berikut petikan wawancara dengan Sora, yang dibantu seorang jasa penerjemah.

Dikenal sebagai bintang film dewasa, apakah banyak orang yang mencibir Anda?

Saya memang merasa bahwa di Jepang dan di luar negeri ada citra yang berbeda terhadap saya. Saya suka bingung dengan anggapan (negatif) itu.

Reaksi Anda seperti apa?

Benar bahwa saya punya pengalaman di industri film (porno) itu. Kalaupun ada orang yang memberikan pandangan negatif, saya tak mau ambil pusing. Sebab, ini pilihan hidup saya. Saya merasa bahwa saya masih ada di jalan yang benar. Jadi, kalau ada kritik seperti itu, tidak saya tanggapi.

Di Jepang, sepertinya perempuan lebih merdeka dalam menentukan apa yang ingin dipilih. Apa sikap itu berlaku di semua bidang? Apa Anda juga tergolong perempuan seperti itu?

Begitulah perempuan di Jepang yang saya tahu. Sejak saya lahir sampai berkembang remaja, saya sudah mengenal kemerdekaan hak-hak perempuan. Saya merasa ini sudah seharusnya. Saya tidak tahu dulu kondisinya seperti apa, tapi seharusnya memang begitu. Yang namanya diskriminasi itu seharusnya tidak ada lagi pada zaman sekarang ini. Beruntung, saya berada di sekeliling orang yang mendukung. Banyak teman lama yang masih bergaul dengan saya. Jadi, orang di sekeliling saya itulah yang mendukung saya selama ini.

Bisa Anda ceritakan seperti apa diri Anda?

Banyak yang bilang saya ini agak tomboi, seperti cowok dan banyak tertawa. Ada yang bilang bahwa saya feminin, padahal saya merasa saya ini tomboi. Beda sekali, ya.  

Setelah peran Anda di film Indonesia, kira-kira peran apalagi yang Anda inginkan?

Saya menginginkan peran yang agak devil, bukan peran yang heroik atau penyelamat, melainkan justru peran jahat. Saya rasa itu lebih menantang karena itu bukan pribadi saya.

Apa pernah tawaran itu datang?

Sudah beberapa kali, dan tidak saya tolak karena ini kesenangan saya. Peran tersebut berbeda dengan keseharian saya. Citra diri saya tidak seperti itu. Jadi saya mau lagi peran seperti itu.

Oh ya, apa benar kalau Anda sudah pensiun dari industri film dewasa?

Sebenarnya, saya masih ada (kontrak). Belum dipastikan (kapan shooting lagi). Namun, sudah ada beberapa (jadwal). Tapi kalau suatu hari saya mau berhenti (pensiun), ya itu pilihan saya. Saya memilih menjalaninya secara natural saja, seperti bahwa jika suatu saat saya akan menikah dan punya anak, maka sudah otomatis saya tidak mungkin ke situ (membintangi film porno) lagi. Saat ini keputusan ada di tangan saya.

Di industri film, siapakah yang menjadi panutan Anda?

Cameron Diaz. Dia idola saya karena kok ada ya orang cantik seperti dia bisa main film komedi. Saya juga suka dengan Nakashima Tetsuya. Dia sutradara Jepang.

Andai suatu saat Anda dipertemukan dengan Cameron, apa reaksi Anda?

Mungkin saya pingsan saat itu juga. (Sora Aoi menutup wajah dengan kedua tangannya).    

Sebagai perempuan Jepang, apakah Anda masih menjalani tradisi yang masih menjadi bagian hidup sebagian wanita Jepang?

Memang seperti itu. Reputasi perempuan Jepang terkenal seperti itu. Saya sebagai wanita Jepang bangga terhadap hal itu. Namun, jika saya tidak seperti itu kan pilihan, saya tidak ke arah sana. Akan tetapi , bukan berarti saya tak bangga dengan hal itu. Selama ini keluarga di Jepang dibesarkan dengan didikan yang ketat. Kalau waktu makan harus sopan, tata krama saat makan harus dijaga. Ini keunikan orang Jepang yang harus dipertahankan. Saya bangga jadi wanita Jepang.

Kemarin kamu bilang sudah mulai menyanyi? Seriuskah?

Sebenarnya saya enggak mau menyanyi. Namun, berhubung banyak tawaran nyanyi, ya sudahlah kalau ada kesempatan saya akan mencobanya sebagai tantangan. Saya ikut grup band namanya Ebisumuscats di Jepang. ada beberapa orang (personelnya) di sana, dan sudah ada beberapa lagu dikeluarkan.

Apa keluarga mewariskan darah seni kepada Anda?

Keluarga saya bukan dari kalangan keluarga seniman. Jadi, saya enggak ada darah seni.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau