Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Once Bicara soal Hukum

Kompas.com - 27/04/2011, 08:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Jalan hidup sebagai seorang penyanyi telah diambil Vokalis Elfonda Mekel atau yang lebih dikenal dengan nama Once.

Karenanya, ia mengaku tetap akan menjadi seorang penyanyi, meski banyak pihak yang mendorongnya agar melanjutkan karier di dunia hukum, sesuai dengan ilmu yang diraihnya semasa kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.  

Menyusul keluarnya dari grup band Dewa 19, banyak orang yang kemudian bertanya-tanya mengenai kelanjutan kariernya. Tak sedikit dari mereka menanyakan kabar yang menyebut bahwa selain bersolo karier, Once akan menempuh karier di dunia hukum. Apa jawaban Once mengenai hal itu? Berikut petikan jawaban Once atas sejumlah pertanyaan dari pembaca Kompas.com belum lama ini.

Perkenalkan saya Ario, salah satu fans berat Mas Once. Saya mau nanya seputar masalah background Sarjana Hukum yang Once pegang nih, yang ternyata kita satu almamater lho... Kira-kira Once bakal berminat kembali ke dunia hukum atau lawyering lagi tidak? Ario Triwibono, Bekasi, ario_t@xxx  

Once: Wah ini harus sekolah lagi. Tapi kalau berminat kembali lagi ke dunia hukum iya minat, tapi harus sekolah lagi karena sudah tidak cukup ilmunya.

Apa sudah nyaman banget dengan dunia tarik suara sehingga sudah enggan kembali ke dunia hukum? Saya harus memilih dunia tarik suara. Saya harus memilih, tapi bukan berarti saya enggak suka dunia hukum. Hidup ini memang harus memilih, saya enggak bisa menjalankan kedua-duanya.

Kalau ada tawaran kesempatan buat Mas Once untuk melanjutkan studi ke jejang yang lebih tinggi seperti S2/S3, kira-kira bakal Mas Once ambil tidak?   

Ya saya ambil. Inikan tawaran kesempatan ada beasiswanya ya boleh juga, paling dua tahun saja selesai.

Sebagai jebolan Hukum UI, bagaimana kamu melihat dunia hukum Indonesia?  Halizafitri, Bandung, Jawa Barat

Saya rasa hukum di Indonesia akan bertambah baik meskipun belum bisa menjadi mesin utama reformasi. Seharusnya hukum itu bisa merubah masyarakat dari berbagai aspek kehidupan masyarakat. Istilahnya itu sebagai engineer-nya itu hukum. Semoga hukum kita lebih berkembang dan memberikan kepastian bagi masyarakat. Yang terpenting adalah penegakkan hukum, karena kita masih lemah dalam hal penegakkan hukum. Kalau soal menyusun undang-undang itu bisa diperdebatkan di DPR. Jagolah untuk berdebat. Tapi apakah bisa ditegakkan? Ini semuanya butuh tekad!

Semoga diberi kesehatan selalu dan makin sukses. Bung Once yang saya kagumi karena suara Bung yang khas, saya bangga dan salut Bung keluar dari Dewa 19 --grup band milik fam Ahmad Dhani itu-- yang makin tidak jelas arahnya. Tapi saya tidak mau membahas soal keluarnya Bung dari Dewa, melainkan soal isu hukum yang berkembang belakangan ini. Sepengetahuan saya Bung adalah seorang alumni mahasiswa fakultas hukum di sebuah universitas ternama di Indonesia. Tapi saya jarang mendengar Bung Once berbicara soal hukum, padahal--sepengetahuan saya lagi dari teman-teman Bung yang sekarang sudah menjadi advokat--Bung sebenarnya juga concern terhadap dunia hukum, tapi mungkin malu-malu sepertinya, (mungkin) karena lebih ngetop jadi artis kali ya. Nah, pertanyaan saya adalah: M. Sutan Nasution, Senayan, Jakarta, sutannasution@xxx

1. Apa yang melandasi Bung Once lebih memilih dunia keartisan ketimbang dunia hukum yang pernah Bung dalami semasa kuliah?

Wah itu panggilan hidup, kalau bisa saya jalani dua-duanya saya akan jalani. Sayang waktu cuma 24 jam sehari. Memang karakter orang hukum dan seniman itu agak berbeda. Seniman hidup dengan kebebasannya, kalau orang hukum itu hidup dengan keteraturannya.

Bukan karakter hukum saya sudah luntur, tapi memang tidak terlalu kuat. Yang kuat justru di seni, karena saya pekerja seni. Artinya kita punya dua hal untuk bekerja. Pertama, kapabilitas dan yang kedua adalah karakter. Itu setidaknya harus cocok. Saya bisa saja mengejar ketertinggalan di hukum dengan membaca saja buku-bukunya. Tapi itu tetap memerlukan karakter tertentu sebagai pekerja hukum. Sama seperti bermain musik, ini bukan soal bisa membaca not-not tertentu. Tapi ada karakter tertentu yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi musisi atau bertahan menjadi artis. Itu bukan profesi yang bisa dikerjakan semua orang.

2. Adakah niat dari Bung Once kembali ke dunia hukum (lawyer, misalnya) apabila ada rekan atau kantor hukum yang menawari Bung Once bergabung di dalamnya? Atau jangan-jangan Bung Once sudah memiliki law offices sendiri?

Saya punya konsultan hukum kecil-kecilan bersama teman saya yang concern dengan banyaknya ketidaktahuan di dunia artis. Khususnya tentang ketidaktahuan penyusunan kontrak yang aman tidak membuat mereka terjerumus dan kapok sehingga membuat gairahnya mati. Banyak artis yang tidak mengetahui hal itu. Jadi saya membentuk suatu konsultan hukum kecil-kecilan untuk membantu saja, enggak terlalu profit motif. Saya juga punya ide untuk membentuk manajemen khusus yang bergerak di bidang keuangan dan legal.

Apa yang mendorong hal itu? Selama ini saya lihat manajemen menangani keseluruhan aspek dari si artis, mulai dari keuangan juga art atau kreatifnya. Seringnya itu dalam satu tangan. Kalau menurut saya itu kurang efektif. Sebaiknya manajemen keuangan atau legal itu dipegang oleh satu orang, manajemen kreatif dan seni dipegang sama orang lain, karena itu semua diperlukan karakter orang yang berbeda-beda. Seperti manajer keuangan itu harus saklek, kalau manajer seni itu harus punya jiwa seni, jangan dia dikasih manajemen keuangan dan bisnis. Saya sudah mengerjakan beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan hukum, kontrak-kontrak, pokoknya yang berhubungan dengan hukum karena saya mengerti. Selain di bidang hukum saya juga punya usaha di bidang mobile advertising. Namanya Dream Light Mobile Advertising. Itu semacam advertising yang diterima melalui ponsel.

3. Apa komentar Bung Once terhadap dunia penegakkan hukum di Indonesia (mengingat munculnya kasus-kasus besar belakangan ini, seperti kasus Gayus Tambunan, kasus Bank Century, dll)?

Kalau menurut saya, kita enggak boleh bergantung pada moral orang-orang. Hukum harus ditegakkan tanpa bergantung pada orang itu punya moral atau tidak. Makanya hukum harus dibuat dan ditegakkan supaya ruang gerak orang yang suka berbuat curang itu makin tidak bisa ke mana-mana sebisa mungkin. Ini untuk menutup kemungkinan korupsi dan kecurangan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com