SANGATA, KOMPAS.com — Pihak Pemkab Kutai Timur mengimbau serta meminta agar seluruh warganya mewaspadai kemungkinan masuknya Negara Islam Indonesia (NII) ke wilayah tersebut, mengingat paham yang diajarkan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
"Gerakan Kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang mengincar pelajar dan mahasiswa adalah gerakan pengacau keamanan negara. NII ternyata merugikan baik secara pribadi, keluarga, bahkan juga negara," kata Bupati Kutai Timur Isran Noor di Sangata, Rabu (4/5/2011).
Menurut Bupati Isran Noor, NII harus diwaspadai dan jangan dikasih peluang untuk berkembang. "Jika diberi peluang maka ancaman yang dihadapi sangat besar, yakni akan timbul kekacauan dalam masyarakat serta merusak nasionalisme generasi muda," katanya Isran.
"Ancaman NII ini bukan sekadar tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah, namun tanggung jawab kita semua, termasuk ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat," katanya.
Bupati juga mengingatkan agar pihak sekolah lebih meningkatkan pelajaran tentang Pancasila, UUD, dan wawasan kebangsaan. Isran mengingatkan, peran para orangtua sangat besar dalam mengantisipasi adanya upaya untuk memengaruhi generasi muda dalam gerakan NII.
"Meskipun kasus yang terungkap kejadiannya di Pulau Jawa, saya sekali lagi mengimbau dan mengingatkan agar semua pihak jangan lengah, jangan memberikan kesempatan NII hadir di Kutim," katanya.
"Dalam membangun basis pergerakan, biasanya kelompok seperti ini melakukan pergerakan atau perpindahan ke daerah yang dianggap aman," ujar Bupati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.