JAKARTA, KOMPAS.com -- Penonton yang akan menyaksikan pentas tari ”Matah Ati” di Teater Jakarta pada 13 – 16 Mei mendatang akan menikmati penari beraksi di lantai panggung yang miring. Ide lantai panggung dengan kemiringan 15 derajat itu datang dari penata artistik, Jay Subiyakto.
Penari pada awalnya sempat kewalahan dan harus jatuh bangun menari di lantai miring. ”Saya sempat dimusuhi para penari, he-he-he,” kata Jay pekan lalu saat makan malam bersama Atila Soeryadjaya, sutradara ”Matah Ati”.
Jay memberi motivasi kepada para penari, seperti dituturkan penari utama ”Matah Ati”, Fajar Satriadi. ”Mas Jay bilang, jalanin aja jangan banyak complain. Tak ada karya bagus yang dilakukan dengan mudah. Mari kita taklukkan kemiringan panggung,” cerita Fajar menirukan ucapan Jay.
Kini para penari telah terampil menari di lantai panggung miring. Tata artistik gaya Jay itu juga mendapat pujian media massa Singapura saat ”Matah Ati” digelar di Esplanade pada Oktober 2010.
Selain sempat ”dimusuhi” penari, akibat lantai miring itu Jay juga merasa bakal dipecat Atila selaku sutradara dan penggagas ”Matah Ati”.