Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Cinta Tujuh Perempuan

Kompas.com - 21/05/2011, 07:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Inilah kisah perempuan-perempuan dengan beragam cinta. Sebuah realita yang kerap hadir dalam kehidupan masyarakat di Tanah Air. Disajikan sutradara sekaligus pencetus ide dan penulis naskah Robby Ertanto Soediskam lewat film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita.  

Sejak tahun 2010 film ini telah dirilis dan berhasil menyabet beberapa penghargaan perfilman nasional, sekaligus pernah menjadi film pembuka pada Indonesian Film Festival 2010 di Australia. Kini, publik Tanah Air bisa menyaksikannya di bioskop Tanah Air.

 

"Saya tidak mau dan tidak bermaksud menggurui melalui film ini bahwa perempuan harusnya seperti ini dan seperti itu. Ini film berasal dari film pendek saya yang saya angkat ceritanya dari kisah nyata," ujar Robby menjelaskan filmnya tersebut.

Robby menyisipkan kisah nyata dari salah satu kisah kelam perempuan yang dihadirkan.  "Kisah yang diperankan Happy Salma merupakan salah satu kisah riil yang saya angkat dari curhatan teman saya di Surabaya. Saya berusaha menuangkan apa yang saya dapat dan menggali ide lebih yang kemudian diungkapkan melalui film ini. Ya, ini film deskriptif," jelas Robby.

Dalam film  7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, tokoh dr. Kartini yang diperankan Jajang C. Noer menjadi tokoh sentral. Sosoknya menjadi cantolan dalam menghadirkan satu kisah dengan kisah lainnya.  Seperti apa kisahnya?

Sebuah kesibukan rutin harus dijalani seorang dokter kandungan bernama dr. Kartini. Setiap hari ia melakukan pemeriksaan kandungan dan masalah kewanitaan terhadap beragam sosok perempuan yang datang kepadanya. Tidak cuma itu, dr Kartini juga kerap terlibat obrolan yang bermuara pada latar belakang dari pengalaman yang dihadapi pasiennya.

Dari kisah-kisah yang didengarnya inilah, lambat laun memengaruhi pola pikirnya dalam membentuk pribadi yang gender. Ia juga memilih untuk tidak menikah setelah mengetahui bahwa nasib perempuan tidak pernah beruntung. Ia selalu berada pada posisi yang "kalah".  

Film dibuka dengan adegan di mana dr. Kartini berjalan tergesa-gesa mengantar seorang pasien ibu hamil bernama Lili (27 tahun, diperankan Olga Lydia), yang tengah mengalami pendarahan hebat. Tampak rekan seprofesinya, dr. Rohana (Marcella Zalianty), turut membantunya. Di antara mereka, hadir dua orang pria, Randy (30) suami Lili dan Acin (15), adiknya Lili, yang terlibat pertengkaran hebat saat peristiwa itu berlangsung.

Randy dan Acin saling lempar argumen mengenai pendarahan yang kemudian membawa Lili pada kematian. Alur mundur, di pagi yang tenang Rumah Sakit Fatmawati Jakarta dikejutkan dengan kehadiran tiga orang perempuan, Rara (14 tahun, Tamara Tyasmara), Yanti (25, Happy Salma), dan Lastri (27, Tizza Radia).

Ketiganya sama-sama mengunjungi dr. Kartini dengan tiga kasus berbeda. Yanti saat itu ditemani Bambang (25), tukang antar jemput dirinya,  mengeluhkan kesehatan kewanitaannya yang menurun.

Kepada dr. Kartini, Yanti mengaku berprofesi sebagai wanita panggilan yang terbiasa mangkal di pinggir jalan. Dalam sehari, tiga sampai empat kali dirinya gonta-ganti pasangan. Dari hasil pemeriksaan, dirinya divonis mengidap kanker leher rahim stadium awal.

Lain Yanti, lain pula Rara. Ia adalah pelajar menengah pertama (SMP), yang mengaku  telat menstruasi selama dua pekan. Hasil menunjukkan Rara tengah mengandung. Dengan polos, Rara pun menceritakan hubungan layaknya suami istri dengan kekasihnya, Acin, beberapa minggu sebelumnya. 

Pada kasus Lastri, dr. Kartini menemui suatu peristiwa yang anomali. Dirinya tidak menyangka masih ada sosok laki-laki, Hadi (30)--suami Lastri--yang mau menunggui dengan setia istrinya yang tidak kunjung hamil karena permasalahan berat badan.

Kisah yang hampir sama juga muncul dari sosok bernama Ratna (25, Intan Kieflie) yang juga sempat memiliki kesulitan dalam memiliki anak. Setelah menjalani berbagai usaha, dia bersama suaminya, Marwan (27), akhirnya memiliki anak yang masih berada di usia sembilan bulan kandungan.

Kisah perempuan-perempuan itu tak hanya di situ. Ada lagi kisah perempuan karier bernama Ningsih (30), yang digambarkan sedang mengandung. Sayang, ia tak mensyukuri kandungannya dengan memutuskan akan menggugurkan kandungan apabila anaknya tidak berjenis kelamin laki-laki. Usut punya usut, sikapnya tersebut didorong oleh kehidupan rumah tangganya yang dia anggap tidak mesra. Perbedaan status mendorongnya lebih dominan. Berbeda dengan dirinya yang sukses dan keras, suaminya justr tergolong pria lembek dan tidak sesukses dirinya.

Dalam perjalanannya mengamati perempuan, dr. Kartini dipertemukan dengan sosok dr. Rohana, dokter muda yang begitu bergelora dan bertolak belakang dengan dirinya.  Konflik hadir di antara mereka manakala dr. Kartini dianggap berpikiran lebih tertutup terhadap analisis jender, sedangkan dr. Rohana lebih terbuka terhadap jender termasuk dengan tidak pernah menutup diri dari lawan jenis.

Bahkan dr. Rohana memiliki kekasih seorang anak band yang urakan, sedangkan dr. Kartini memilih untuk menutup diri dengan lawan jenis.

Di akhir kisah, jalinan cerita itupun mengerucut pada sebuah pertemuan yang tak terduga. Ya, satu sama lain memiliki keterikatan dalam jalinan cerita yang dihadirkan.  Meskipun kisah cinta tujuh orang ini berbeda-beda, namun klimaks film ini justru mempertemukan kesemuanya.   

Di ujung kisah, ruang asmara pun akhirnya berlaku pada dr. Kartini. Sebuah peristiwa tak sengaja, mengantarkan  dr. Kartini bertemu dengan mantan pacarnya dulu ketika masih muda, yang tidak lain adalah ayah dari dr. Rohana. Sebuah luka asmara di masa lalunya pun akhirnya  terkuak.  

Film ini tampaknya hendak memperlihatkan konstruksi jender dari sudut pandang yang berbeda. Rekam jejak pengamatan dan analisis berbasiskan perbedaan jenis kelamin tidak lantas menyamakan setiap kejadian berdasarkan hasil rekaman tersebut.

Bagaimana pun, 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, film yang dirilis di jaringan bioskop sejak 18 Mei lalu itu, mencoba memotret kehidupan banyak perempuan di Tanah Air. Sebuah potret kehidupan yang memang ada di antara kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com