Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang di Bandung (?)

Kompas.com - 17/06/2011, 02:28 WIB

Banyak yang bertanya-tanya kenapa lokasi festival metal bawah tanah Bandung Berisik V justru digelar di Kota Cimahi. ”Eksodus” terpaksa dilakukan karena berbelitnya prosedur menggelar pentas musik cadas di Kota Bandung.

Seusai tampil bersama Forgotten, Addy, vokalis band death metal itu menyarankan untuk menyimak aksi band asal Jakarta, Seringai. Selain selalu menjanjikan produksi suara yang apik, band ini punya sikap kritis pada kondisi sosial.

”Mereka bakal bawa lagu baru yang bagus, nonton-lah,” kata Addy, yang biasa dipanggil Gembel ini.

Rupanya, lagu baru yang dimaksud berjudul ”Dilarang di Bandung”. ”Inilah kondisi yang sering menimpa teman-teman Forgotten, Jasad, Beside, dan Burgerkill saat ini. Enggak boleh main di kampung sendiri,” kata vokalis Seringai, Arian 13, yang besar di Bandung, sebelum menggeber lagu cepat itu.

Addy mengaku pernah mencatat sejumlah pentas musik cadas yang tak diizinkan atau bahkan dibubarkan di Bandung. Sejak 2008, menurut dia, tak kurang dari 56 pentas gelaran komunitas kreatif yang dibubarkan polisi. ”Alasan mereka macam-macam. Ada yang tidak berizinlah, ada yang berpotensi rusuhlah,” ucapnya.

Kalaupun bisa digelar, pentas musik keras biasanya dicampuri oleh kemauan polisi. Kata Addy, aparat bahkan berkuasa menentukan band apa saja yang boleh tampil, sampai lagu-lagu yang boleh dibawakan. Kondisi itu terjadi selepas tragedi peluncuran album milik Beside di Gedung AACC, Bandung, Februari 2008. Tragedi itu merenggut 11 nyawa penonton yang tergencet kehabisan oksigen di pintu keluar.

Iman ”Kimung” Rahman, yang sering mengamati komunitas bawah tanah Bandung, mengatakan, tragedi itu seharusnya menjadi cermin bagi berbagai pihak, baik panitia penyelenggara acara, band penampil, maupun pemerintah. Wacana penyediaan tempat berkesenian yang layak berkali-kali didengungkan berbagai komunitas, termasuk komunitas underground.

Paradigma

”Tempat yang ada sekarang sering tidak layak dan akses menembusnya sulit sekali,” kata Kimung. Pemerintah Kota Bandung berupaya menjawabnya dengan berencana membangun pusat kesenian di daerah Ujungberung.

”Lokasinya sudah ada. Dari sekitar 6 hektar, baru 3 hektar yang sudah milik pemerintah kota,” kata Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda. Janji yang ia ucapkan di tengah-tengah komunitas bawah tanah itu pun ditanggapi dingin.

”Janji seperti itu sudah sering diumbar, baik oleh pemkot maupun pemprov. Kalau paradigma dari aparat, terutama polisi, tidak berubah, acara musik metal tetap saja sulit digelar di Bandung,” ujar Addy.

Penyelenggaraan Bandung Berisik V, menurut banyak musisi, bisa menjadi contoh bagaimana mengelola acara dengan massa yang terkesan brutal, tetapi berakhir tanpa harus ada korban jiwa. Mungkin sudah saatnya memberi kesempatan kembali kepada anak-anak Bandung ini bisa beraksi lagi di ”rumah sendiri” tanpa ada kecurigaan.... (HEI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com