Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angelina Jolie Kunjungi Pengungsi Suriah

Kompas.com - 19/06/2011, 03:33 WIB

ALTINOZU, JUMAT - Aktris Hollywood yang juga menjadi duta Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi, Angelina Jolie, disambut meriah saat mengunjungi kamp pengungsi Suriah di kota Altinozu, Provinsi Hatay, Turki. Jolie membagi-bagikan makanan dan mainan anak.

”Angelina, Cium Aku demi Perdamaian Dunia”, demikian bunyi tulisan di salah satu poster yang dibawa seorang penggemar Jolie yang menyambutnya di Bandara Udara Hatay, Jumat (17/6).

Ratusan orang, yang sebagian besar perempuan, rela berdesak-desakan di balkon sempit atau naik ke atap bangunan untuk sekadar melihat sekilas sosok istri aktor Brad Pitt tersebut. Polisi Turki menjaga ketat kunjungan Jolie dengan mencegah wartawan dan penggemar mendekat serta menyingkirkan semua kamera yang ditaruh di atap-atap rumah dan tempat-tempat tinggi lain.

   Jolie, yang datang menggunakan pesawat jet pribadi berisi berkotak-kotak mainan anak-anak untuk para pengungsi, mengunjungi satu dari tiga kamp pengungsi di Turki yang berisi tak kurang dari 10.000 pengungsi Suriah. Para pengungsi itu terpaksa meninggalkan negara mereka karena takut dengan aksi penggerebekan yang dilakukan tentara Suriah untuk memadamkan demonstrasi anti-pemerintah.

”Orang-orang di kamp ini lari dengan ketakutan demi menyelamatkan hidup mereka. Banyak dari mereka mengaku sangat mengkhawatirkan keselamatan orang-orang yang mereka cintai, yang masih berada di Suriah,” tutur Jolie dalam pernyataan resmi yang dirilis Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR).

Di kamp Altinozu yang berisi sekitar 1.700 pengungsi, Jolie bertemu dengan seorang perempuan yang melarikan diri dari Suriah dalam keadaan hamil tua. Suaminya tewas dalam salah satu insiden berdarah di Suriah. Ia kemudian melahirkan anaknya di kamp pengungsi tersebut. ”Dia bilang suaminya hanya satu dari sekian banyak orang yang terlalu takut menyeberang perbatasan,” ungkap Jolie.

Aparat keamanan Suriah tak segan-segan menggunakan senjata untuk membubarkan aksi demonstrasi anti-pemerintah yang sudah berlangsung selama tiga bulan. Kelompok-kelompok aktivis hak asasi manusia (HAM) menyebut korban tewas telah mencapai 1.400 orang, sementara 10.000 lainnya ditahan dan lebih dari 10.000 warga mengungsi.

Terus menyerbu

Pada Sabtu pagi pasukan Suriah yang didukung tank, kendaraan lapis baja, dan senapan mesin berat menyerbu Bdama, salah satu kota di dekat perbatasan Suriah-Turki yang menjadi pemasok makanan dan kebutuhan hidup lain bagi pengungsi.

”Mereka datang pada pukul 7 pagi ke Bdama. Saya hitung ada 9 tank, 10 kendaraan lapis baja, 20 jip, dan 10 bus. Saya melihat sabbiha (tentara pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad) membakar dua rumah,” kata Saria Hammouda, seorang pengacara di kota tersebut.

Bdama terletak di daerah Jisr al-Shughour, kawasan yang dikepung tentara sejak awal bulan ini. Ribuan warga daerah itu mengungsi ke wilayah Turki, termasuk ke kamp pengungsi di Altinozu.

Namun, ribuan pengungsi lain memilih tetap tinggal di wilayah Suriah, yaitu di tenda-tenda darurat. Mereka selama ini mendapatkan makanan dan kebutuhan lain dari Bdama. ”Warga Bdama tidak berani membawakan roti kepada para pengungsi, sementara para pengungsi takut ditangkap apabila mereka masuk ke Bdama untuk mencari makanan,” ujar Rami Abdulrahman dari pengawas hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Rights.

Sehari sebelumnya, tentara Suriah juga menyapu Maaret al-Numan, kota yang terletak di jalur penghubung ibu kota Damaskus dengan kota terbesar di Suriah, Aleppo.

Komite Koordinasi Lokal, kelompok yang mendokumentasikan aksi anti-pemerintah di Suriah, mengatakan, sedikitnya 19 orang tewas dalam berbagai aksi demonstrasi yang berlangsung pada Jumat. Sepuluh orang di antaranya tewas dalam aksi yang terjadi di Homs, kota dagang di Suriah tengah.

Meski korban jiwa terus berjatuhan, para demonstran terlihat pantang menyerah. Demonstrasi pecah hampir di seluruh Suriah pada Jumat, mulai di Provinsi Deraa di selatan hingga Deir al-Zor di utara, bahkan di pinggiran Damaskus.

Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan ini, Pemerintah Inggris mendesak warga negara Inggris yang masih berada di Suriah untuk segera pergi meninggalkan negara itu. Dalam pernyataan resmi yang dimuat di situs Kedutaan Besar Inggris di Suriah, Kantor Menteri Luar Negeri Inggris mendesak warga Inggris segera pergi menggunakan sarana-sarana transportasi komersial mumpung layanan tersebut masih beroperasi.(AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com