Jakarta, Kompas -
Pameran karya, antara lain, akan digelar di pusat perbelanjaan, taman kota, kampung, stasiun, terminal, sungai, jalan, museum, dan galeri pada puncaknya selama rentang November 2011 hingga Januari 2012. Namun, sejak Juli ini, panitia mulai menggelar pertunjukan musik, teater, tari, dan pemutaran film.
Sekretaris Dewan Kesenian Jakarta, Abduh Aziz, di Jakarta, Jumat (29/7), mengatakan, tema kegiatan tersebut menggambarkan sebuah kondisi kota yang sesak, tetapi bagi banyak orang tetap menjadi daya tarik.
Berbeda dengan ajang serupa sebelumnya, Jakarta Biennale ke-14 ini melibatkan dua jurnalis, yakni Ilham Khoiri (harian Kompas) dan Seno Joko Suyono (majalah Tempo), sebagai kurator. Menurut Abduh, pelibatan itu karena jurnalis menghubungkan seniman dan karyanya dengan masyarakat.
Jakarta Biennale kali ini juga terasa unik karena untuk pertama kalinya karya seni rupa para penyandang skizofrenia juga akan ditampilkan. Para perupa tersebut tergabung dalam Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia dan Perhimpunan Jiwa Sehat.
”Ada dua agenda yang kami persiapkan, yaitu melukis bersama saat ’Hari Bebas Kendaraan Bermotor Jakarta’ pada akhir September. Kemudian pameran karya lukis di Taman Ismail Marzuki,” kata Ketua Umum Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Bagus Utomo.(MKN/NAW)