Adjie Notonegoro Tetap Merancang dalam Tahanan

JAKARTA, KOMPAS.com - Perancang busana ternama Indonesia, Adjie Notonegoro, mengaku tidak pernah berhenti berkarya selama berada dalam tahanan sebagai terdakwa dalam sebuah kasus penggelapan uang.

Pemilik House of Adjie di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, ini mengaku bahwa butiknya tersebut tetap berjalan. "Selama proses tahanan, kantor tetap berjalan, pegawai tetap kerja. Dan, alhamdulillah, saya tetap masih dapat order. Saya tidak pernah putus komunikasi dengan kantor dan staf saya. Jadi, tetap ada yang mem-back up, ada adik dan staf saya. Alhamdulillah masih banyak yang bantu," tutur Adjie ketika ditemui seusai sidang kasusnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (1/8/2011), dengan agenda pembacaan tuntutan--hukuman pernjara satu tahun enam bulan--terhadapnya.

"Perusahaan saya, pekerjaan saya, sudah bisa saya percayakan. Yang penting kan design-nya tetap dari saya. Pekerjaan selanjutnya bisa saya tinggalkan dan percayakan. Sekarang zaman kan sudah enggak kuno lagi, sudah serbacepat, bisa melalui BB (BlackBerry) dan telepon. Jadi, lebih enak," tuturnya.

Adjie--yang pernah belajar di sekolah mode Mueller und Sohn di Jerman dan kemudian ke Paris dan Italia untuk mendalami ilmunya itu--mengaku bahwa tentu saja proses hukum yang harus dijalaninya mengganggu proses kreatifnya. Namun, akunya pula, ia terus berkarya karena masih banyak orang menunggu rancangan-rancangannya.    

"Kalau mengganggu sih jelas mengganggu. Tapi, saya anggap enggak ada yang menggangu lah. Kalau saya pikirkan itu terus, saya enggak bisa kerja, saya stres, saya sakit kan. Jadi, satu-satunya jalan, ya legowo, pasrah sama Allah, saya yakin, saya punya keyakinan, segala sesuatu bisa terselesaikan dan pasti Allah membantu saya. Itu saja," tuturnya.