JAKARTA, KOMPAS.com -- Sutradara Rudi Soedjarwo kembali menghadirkan sebuah film dengan kisah persahabatan. Setelah film 9 Naga, bersama Shanty Harmayn, Salman Aristo, Kemal Arsjad, yang bertindak sebagai produser, ia menyuguhkan kisah itu lewat film 5 Elang.
Alkisah, Baron, bocah asal Metropolitan itu, sangat kesal ketika harus mengikuti orangtuanya, yang ditugaskan ke Kalimantan Timur. Keputusan itu membuatnya menutup diri. Namun, karena suatu hal ia pun diminta pihak sekolah untuk ikut ambil bagian dalam sebuah kegiatan kepramukaan. Awalnya, ia tak begiu tertarik dan memilih permainan balap mobil-mobilan RC (rally car) sebagai mainan utamanya, kini mulai dia tinggalkan.
Dari kegiatan itu, ternyata ia bisa menemukan sahabat baru dan berpetualang bersama menggali ide kreatif melebih dari hanya sekadar asyik sendiri memegang remote control.
Petualangan demi petualangan yang memacu adrenalin bocah-bocah hadir di acara kegiatan perkemahan itu disuguhkan Rudi begitu apik.
Film bergenre keluarga produksi SBO Films bekerjasama dengan KG (Kompas Gramedia) Production, Majalah Bobo, Indika Picture, dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini rencana tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 25 Agustus 2011. Grup 5 Elang memang kompak, tak hanya saat produksi film, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.
Dari kelima elang--Christoffer Nelwan (Baron), Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan (Rusdi), Teuku Rizky Muhammad (Anton), Bastian Bintang Simbolon (Aldi), dan Monica Sayangbati (Sindai)--hanya Monica yang sebelumnya pernah mengenyam proses shooting.
Keempat sisanya baru pertama kali ini lewat film 5 Elang beradu akting. Kelimanya masih anak-anak, mengenyam pendidikan sekolah dari SD sampai SMP. Masihkah Anda ingat, ketika zaman-zamannya duduk di bangku SD-SMP dulu, setidaknya kegiatan pramuka merupakan salah satu aktivitas yang wajib dilakukan, berbeda dengan sekarang.
"Jujur saya belum pernah, sekolah memang nggak ada pramukanya. Sempet nggak tahu ada pramuka, he-he-he," papar Christoffer, saat jumpa pers di kawasan Thamrin, Jakarta, beberapa saat lalu. Begitu pula dengan Monica yang menjawab serupa dengan Christoffer. "Jujur, memang ikut pramuka di sekolah," lanjut Iqbaal yang berperan sebagai Rusdi, si maniak pramuka.
Berlainan dengan Christoffer dan Monica, Iqbaal bersama dengan Teuku mengikuti kegiatan pramuka secara rutin di sekolahnya. Namun tidak dengan Bastian, meski di sekolah ada pramuka, dirinya dengan polos menerangkan, "Latihan di sekolahnya suka nggak ikut, he-he-he".
Pengakuan-pengakuan seperti inilah menjadi cikal-bakal pengelolaan hidup-mati pramuka di masa mendatang. Seperti dikatakan oleh Kodrat Pramudho, Wakil Ketua Kwarnas Pramuka Bidang Humas dan Informatika, peringatan usia emas gerakan pramuka disatukan oleh Soekarno tahun 2011 ini seolah mendapat kenyataan dilematis perihal eksistensi pramuka.