BOGOR, KOMPAS.com — Kebiasaan bersenandung di pagi hari yang dilakukan mendiang vokalis kawakan Utha Likumahuwa semasa hidupnya diibaratkan sebagai jam beker oleh putranya, Rani Likumahuwa.
"Dia suka main piano dan nyanyi-nyanyi kalau pagi hari. Itu jadi jam beker saya untuk bangun," kenang Rani seusai menghadiri pemakaman ayahnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cipaku, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/9/2011).
Rani menilai semangat hidup Utha untuk bermusik sungguh luar biasa, meski di akhir hayatnya terserang stroke berat akibat penyakit diabetes akut yang diderita sejak 2000 silam.
"Dia semangatnya luar biasa, kadang malah kami yang takut," kata Rani.
Semangat dan contoh hidup itulah yang ditularkan Utha kepada anak-anaknya. "Enggak ada kata-kata untuk diungkapin. Figur ayah untuk saya contoh. Dia sudah membesarkan saya selama 27 tahun," ucap Rani.
Utha Likumahuwa wafat pada Selasa (13/9/2011) dalam perawatan di RS Fatmawati, Jakarta, pascaoperasi pemasangan titanium di kepalanya menyusul serangan stroke yang terjadi pada Juni lalu di Pekanbaru, Riau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.