Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solo City Jazz 2011 Kembali Digelar

Kompas.com - 15/09/2011, 12:09 WIB

SOLO, KOMPAS.com — Pekan depan akan ada perhelatan musik jazz tahunan di Kota Solo yang diberi nama Solo City Jazz. Tahun ini perhelatannya masuk tahun ketiga.

Pergelaran musik Solo City Jazz 2011 bukan sekadar ingin menyuguhkan musik jazz kepada pecintanya, melainkan juga ingin memperlihatkan dukungannya terhadap pelestarian heritage atau warisan pusaka yang berada di Kota Solo.

Solo City Jazz (SCJ) 2011 yang akan diselenggarakan 23-24 September mendatang digelar di plasa Taman Sriwedari dan pasar-pasar tradisional, yakni Pasar Klewer, Pasar Gede, dan Pasar Triwindu.  

”Kami ingin mengingatkan kembali kepada masyarakat Solo dan memberi tahu masyarakat Solo bahwa ada Taman Sriwedari yang dulu terkenal itu. Pedestriannya sekarang bagus, baik sekali sebagai ruang publik,” kata ketua penyelenggara SCJ 2011, Wenny Purwanti, Selasa (13/9).

Koordinator artistik SCJ 2011, Heru Prasetya, mengatakan, akan halnya pemilihan tempat acara di pasar tradisional sebagai upaya untuk mengembalikan pasar tradisional sebagai pusat budaya. Pengalaman pada SCJ tahun lalu pra-event yang diselenggarakan di pasar tradisional menunjukkan apresiasi pedagang yang baik terhadap musik jazz.

”Yang akan disuguhkan ’Bengawan Solo’, ’Gundul-gundul Pacul’ dalam balutan irama jazz agar pedagang dan pengunjung tidak terlalu asing. Musik jazz yang penuh improvisasi cocok dengan roh pasar tradisional,” kata Heru.  

Taman Sriwedari didirikan 110 tahun lalu oleh Paku Buwono X, sedangkan Pasar Gede, Pasar Klewer, dan Pasar Triwindu merupakan pasar yang menjadi ikon Kota Solo dengan ciri khas masing-masing. Pasar Gede yang arsitekturnya dikerjakan oleh arsitek Belanda, Thomas Karsten, terkenal dengan pedagang buah dan jamu, Pasar Klewer sebagai pasar tekstil, dan Pasar Triwindu menjual barang-barang antik.

SCJ 2011 akan dimeriahkan oleh kelompok musik jazz dari berbagai kota, seperti Fariz RM, Sonoseni Ensemble, Solo, Tesla Manaf, Jakarta, Healthy Body, Jakarta, Maha Gotra Ganesha, Bandung, Zarro and The Vega, dan Gilang Ramadhan Studio Drummer.  

”Kami ingin menampilkan jazz yang beda dari Solo. Menonton Solo City Jazz tidak perlu membayar dan menontonnya dengan lesehan. Kami ingin menampilkan musik jazz yang tidak eksklusif yang hanya ditonton kalangan tertentu di hotel atau mal,” kata Wenny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com