Jakarta, Kompas -
”Terima Kasih Indonesia” adalah ungkapan terdalam masyarakat Jepang kepada Indonesia. Pada saat negara kami dilanda gempa dan tsunami, Indonesia memberikan banyak bantuan, terutama untuk membangkitkan kembali semangat kami,”
kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshimori Katori pada acara pembukaan Jak-Japan Matsuri, Minggu (18/9), di Hotel Nikko, Jakarta. Pembukaan yang berlangsung semarak ini dihadiri Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Katori mengatakan, Pemerintah Indonesia, para relawan, dan orang Indonesia yang bekerja di Jepang ikut bergotong royong memulihkan kondisi mental ataupun harta benda yang hancur akibat gempa dan tsunami. Anak-anak di daerah Kesennuma, yang hancur diterjang tsunami, misalnya, bisa mengalihkan kesedihannya saat belajar angklung dari para relawan Indonesia.
Jak-Japan Matsuri setiap tahun diadakan dengan tema yang berbeda. Tema tahun ini memang khusus dipersembahkan untuk Indonesia. Melalui pekan budaya ini, Katori berharap hubungan Indonesia-Jepang semakin erat.
Hubungan Indonesia-Jepang telah terjalin sejak lama. Banyak perusahaan Jepang membuka usahanya di Indonesia sehingga bisa menyerap tenaga kerja.
Katori mengungkapkan, saat ini ada sekitar 12.000 orang Jepang di Indonesia. Sebagian besar atau 8.871 orang Jepang tinggal di wilayah Jabodetabek.
Pekan Jak-Japan Matsuri diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pertunjukan musik klasik Jepang, pameran kaligrafi, pertunjukan ”Nakamura Japan Dramatic Company” di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, dan juga pameran foto serta pelatihan memasak makanan Jepang. Acara penutupan diadakan di Monas pada 25 September mendatang. Tahun lalu, acara penutupan itu didatangi sekitar 20.000 pengunjung.
Fauzi Bowo mengatakan, pekan budaya Jepang ini bertujuan lebih memperkenalkan budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta.
”Melalui budaya, hubungan kerja sama dua negara bisa lebih baik lagi,” kata Fauzi Bowo.
Hubungan Jepang-Indonesia, menurut Fauzi, secara bertahap mengalami peningkatan dari sekadar hubungan bisnis, persahabatan lalu menjadi persaudaraan.
Pada malam pembukaan, pengunjung disuguhi tontonan ”Sushi Battle”, yaitu lomba membuat sushi yang diikuti 14 koki berpengalaman di Indonesia. Keterampilan orang Jepang mengolah daging tuna juga menjadi tontonan menarik sore itu.
Ketua Panitia Jak-Japan Matsuri 2011 Kenichi Kuroda mengatakan, kebudayaan bisa menguatkan persahabatan Indonesia-Jepang yang sudah terbina selama 50 tahun lebih.