Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Serdadu, Yama Carlos Tinggalkan Wangi-wangian

Kompas.com - 24/09/2011, 08:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor Yama Carlos mengaku punya kebiasaan unik pascaproses shooting film terbarunya tentang perjuangan para tentara menegakkan kedaulatan bangsa di ujung perbatasan.

Pria yang sempat digosipkan menjalin hubungan khusus dengan Rahma Azhari ini mendadak lupa pakai pengharum badan karena terbiasa gerak cepat ala tentara. "Jadi, biasanya kan kalau aku keluar pakai minyak wangi. Sekarang, abis mandi jadi cuek langsung gerak cepat lupa pakai minyak wangi, he-he-he," katanya usai penayangan filmnya berjudul Badai di Ujung Negeri di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (23/9/2011) malam.

Dalam menjalani proses shooting yang memakan waktu persiapan hampir dua bulan tersebut, Yama beserta keseluruhan tim pemain, terutama pria yang akan memerankan sosok tentara, mendapatkan pelatihan militer asli di sebuah kamp di Marinir Cilandak KKO, Jakarta.

Pelatihan yang diadakan selama delapan hari tersebut memang disediakan khusus agar para aktor tersebut dapat benar-benar menjiwai sosok asli seorang tentara. "Aku juga bangun pagi jadi kebiasaan yang kebawa pasca-latihan. Dulu, saat di camp, biasa diteriakin, 'bangun-bangun!', terus melek. Sekarang, ketika melek di pagi hari, aku memang melek jam segitu, tapi cuma aku sekarang bangun tidurnya di kamar sendiri," tuturnya lagi.

Pelatihan yang didapat, seperti digambarkan Yama, setiap harinya dirinya memulai rutinitas pukul 04.30 WIB. Setelah bangun, minum setenggak air putih, dirinya kemudian ikut bergabung dengan tentara lain melakukan joging pagi.

"Setelah itu, baru bilas, dan baru boleh makan pagi," sambung Yama. "Setiap hari kita juga renang sebagai penutupan. Selama delapan hari renang, terjun dari ketinggian lima  meter. Sangat enak. Di sana juga ada rawa buat latihan. Rawa itu baunya nggak enak, tapi buat latihan. Seru," paparnya diiringi tawa.

Gaya militer pulalah yang menyebabkan Yama selalu sigap. Termasuk, dalam menjawab salam yang diberikan oleh siapapun, terbawa sampai usai pelatihan di kehidupan seharinya.

"Jadi, di sana saya mendapatkan pelajaran positif untuk saling menghargai sesama. Pagi, siang, sore setiap harinya saling menyapa dan membalas sapaan. Oh, begini toh cara menghargai sesama," kenangnya.

Yama mengaku pernah punya pengalaman lucu. "Sempat, pas masuk mal, lihat yang jaga tiket dan satpam menyapa selamat siang pak, selamat malam pak, saya juga meresponnya cepat dengan gaya militer yang dibiasakan pada saya sebelumnya di camp," ujarnya lalu tertawa terbahak-bahak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com