Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raline Shah dan Keresahannya

Kompas.com - 29/09/2011, 09:05 WIB

KOMPAS.com - Raline tiba bersama mentari sore yang hangat. Langkah kakinya gegas. Tangannya yang indah itu langsung menyambut akrab. Jangan kaget, walau lemah lembut begini, jabat tangan gadis Medan ini keras sekali, lho....

Maaf ya, menunggu,” sambutnya dengan suara empuk.

Sore itu, kami berjanji di sebuah rumah di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Raline Shah (26), mantan putri favorit dalam ajang Puteri Indonesia 2008, ini memang pantas menjadi favorit siapa saja. Pembawaannya yang rileks dan ramah serta cara bertutur kata yang menggemaskan mudah membuat siapa pun jatuh hati kepadanya.

Seperti beberapa waktu lalu, dalam pergelaran busana dalam rangka penggalangan dana sosial oleh Yayasan Pansophia dan Yayasan Tunggadewi, penampilan Raline langsung membuat salah seorang tamu lelaki di deretan bangku terdepan kesengsem. Gaun yang diperagakan Raline langsung terlelang seharga sekitar Rp 3 juta oleh pria tersebut. Namun, seusai pergelaran, baju tersebut malah dipersembahkan oleh si pria pembeli kepada Raline. Hmm....

”Bajunya aku kasih lagi ke yayasan, untuk dilelang lagi. Ini, kan, dalam rangka charity,” kata Raline yang sebagai pemeraga merasa tak pantas memiliki gaun yang dilelang dalam rangka kepentingan sosial tersebut.

Dalam acara pergelaran busana Agustus 2011 itu, dana yang terkumpul lalu didermakan untuk sekolah khusus anak-anak tak mampu yang didirikan Yayasan Pansophia di Kampung Dadap, Tangerang, Banten, dan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Begitulah Raline. Lajang ini selalu antusias setiap kali diajak untuk berpartisipasi dalam acara amal. Raline pun mengaku menyukai konsep acara amal yang berpadu dengan dunia fashion atau gaya hidup. Bukan baru belakangan ini saja dia terlibat.

Sejak Raline sekolah dan berkarier di Singapura, selalu ada saja ajakan yang mampir kepadanya untuk berpartisipasi dalam acara amal. Dan, sebagian besar acara amal yang diikutinya itu selalu diperuntukkan bagi Indonesia. Dalam hal ini, Raline memang dengan kesadaran ”memanfaatkan” dirinya sebagai model. Baginya, profesi sebagai model dapat menjadi jembatan atau alat untuk memudahkannya berbuat berbagai hal positif secara efektif.

”Semakin banyak yang kita miliki, semakin besar tanggung jawab kita untuk memberi, untuk berbagi,” ucapnya dengan rileks, datar, tanpa terkesan tengah berpetuah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com