JAKARTA, KOMPAS.com -- Penyanyi Ayu Laksmi (43) percaya penuh bahwa bahasa-bahasa ”purba”, seperti Latin dan Jawa Kuno, memiliki energi yang memudahkan dirinya untuk berkreasi. Saat menggubah syair-syair dalam tembang ”Ave Maria”, dalam bahasa Latin, ia mengaku tak hanya berlaku sebagai medium.
”Saya hanya mengikuti saja. Bahasa Latin itu sudah membimbing saya untuk menciptakan komposisi lagu dan musik kontemporer tetapi bernuansa etnik,” kata Ayu. Sabtu (1/10) malam, Ayu sedang bersiap-siap memperdengarkan ”Kidung Maria” untuk pertama kalinya di Universitas Sanatha Darma, Yogyakarta.
”Saya dibantu sepenuhnya oleh Romo Banar dalam menggubah kidung ini,” tutur Ayu. Romo Banar yang dimaksudnya adalah Romo Budi Subanar, dosen di Sanatha Darma.
”Pokoknya di mana ada acara yang dimaksudkan untuk dedikasi kepada mereka yang kita sucikan, saya pasti ada, ha-ha-ha...,” katanya.
Ayu Laksmi tahun 2010 telah melahirkan album Svara Semesta, yang penuh berisi lagu-lagu pujian pada keindahan dan kesucian serta penghargaan kepada kebersamaan.
”Saya berpegang pada spiritualisme saja,” kata Ayu menangkis pertanyaan soal agama. Pemujaan kepada keilahian tidak mengenal batas agama, katanya. (CAN)