SURABAYA, KOMPAS.com -- Sejak pertama kali digelar pada 2008, Urban Jazz Crossover tak semata menyuguhkan musik jazz yang dipadu dengan musik-musik lain. Tata panggung dan tata cahaya ikut menjadi tontonan yang memanjakan mata.
Begitu pula dengan Urban Jazz Crossover 2011, yang sudah sampai di kota ketiga, Surabaya (Jawa Timur), dari lima kota tur tersebut. "Yang kami harapkan, semua elemen bisa add on, tidak hanya menjadi background," kata Show Director Urban Jazz Crossover, Nanda, dalam wawancara di Grand City Convex, Surabaya, Kamis (27/10/2011).
Nanda membuat sentuhan atraktif pada lampu-lampu LED yang biasanya digunakan pada latar belakang panggung. "Nanti akan ada sensor see through. Semula (di panggung) akan terlihat (visualisasi) seperti TV rusak. Terus, (visualisasi itu) dihapus dengan (lampu) senter. Orang tidak pernah mengira sebelumnya kalau senter bisa jadi sensor. Jadi, setelah dihapus, pelan-pelan para pemain musik akan terlihat. Ide ini didapat saat pameran Dallas Motor Show," jelas Nanda.
Untuk menghadirkan efek visual itu, Nanda menggunakan teknologi yang tak biasa. "Ini bukan standar yang Indonesia pakai, tapi ini standar yang dipakai saat musical play," terangnya.
Namun, menghibur mata para penonton bukanlah perkara mudah bagi Nanda. "Jadi, supaya konsep see through ini berhasil, saya terpaksa mematikan lampu meja partitur (yang digunakan oleh para pemusik). Pemain brass dan pemain biola di beberapa lagu harus menghapal partitur yang mirip toge goreng itu, di beberapa lagu saja," terangnya lagi dengan bumbu canda. "Karena, kalau enggak begitu, cahaya lampu partitur akan tembus ke bagian depan LED," lanjutnya.
Menurut Event Manager dari PT HM Sampoerna Tbk, penyelenggara Urban Jazz Crossover, Astari Fitriani, visualisasi itu akan menambah mood dari setiap lagu yang disuguhkan. "Yang kami pikirkan cukup detail. Intinya, kami ingin pergelaran musik yang overall, tidak hanya menyajikan musik, tapi ada juga visualisasinya untuk menambah mood lagu. Harapan kami, orang akan ingat lagu itu pas lagi di zamannya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.