Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sardono Gelar Opera Diponegoro

Kompas.com - 04/11/2011, 13:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Penata tari Sardono W Kusumo siap menggelar pergelaran "Opera Diponegoro, Java War 1825-0000" pada  11-13 November 2011 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta yang bertepatan dengan ulang tahun pejuang dari Yogyakarta itu.

"Naskah Diponegoro punya kualitas cerita yang apik dengan lapisan persoalan yang bertumpuk. Pangeran Diponegoro bukan hanya pahlawan perang tapi juga pahlawan budaya," kata Sardono saat menjelaskan alasan pembuatan opera Diponegoro pada jumpa pers, di Jakarta, Kamis.

Menurut seniman tersebut, Pangeran Diponegoro memahami taktik perang, politik dan perilaku rakyat yang dipimpinnya.

Mealui opera, Sardono ingin menyampaikan pesan bahwa pertempuran terbaik melawan penindasan apa pun yaitu melalui perlawanan kultural.

"Saya bukan hanya ingin menjadi sebatas koreografer opera namun lebih sebagai ’pemikir kebudayaan’ yang menggunakan pertunjukan sebagai wadah mengutarakan kebajikan," ujar Sardono.

Dalam opera, gambaran karakter Pangeran Diponegoro adalah tak suka perang serta darah dan ingin selalu damai. Deskripsi cerita dalam opera tidak sebatas perang personal Pangeran Diponegoro melawan kesewenang-wenangan Belanda tetapi juga mengkonstruksikan realitas yang masih terjadi yaitu pertempuran tanpa akhir antara kemanusiaan dan ketidakadilan.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari mengatakan opera akan tersaji secara artistik tanpa menghilangkan pesan sejarah.

Ia berharap melalui opera tersebut, masyarakat lebih mengapresiasikan budaya serta para pekerja seni lokal.

Opera Diponegoro mengadopsi buku terjemahan karya Sejarawan Inggris, Peter Carey berjudul "Kuasa Ramalan: Pangeran Dipenogoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa (1785-1855). Buku tersebut merupakan buku pertama yang menggunakan babad (cerita sejarah) dan arsip kolonial Belanda serta Inggris sebagai fondasi (dasar) cerita.

Kehadiran penyanyi, Iwan Fals sebagai narator sekaligus dalang yang akan "menembangkan" autobiografi Pangeran Diponegoro dan juga aktris, Happy Salma sebagai "Diva Mabuk" dalam adegan rencana penculikan Diponegoro serta lukisan salinan berjudul "Penangkapan Diponegoro" karya Raden Saleh berukuran 7x14 meter yang menjadi latar pertunjukan akan semakin mewarnai opera karya Sardono tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com