Menyelesaikan pacu sepeda lintas alam sepanjang 4,05 kilometer itu, Chandra membukukan waktu tercepat, 1 jam 29 menit 8 detik. Emas pun dalam genggaman. Bandi membayangi torehan waktu rekannya itu dengan 1 jam 30 menit 10 detik untuk memperoleh perak. Dadi menggenapi keperkasaan pebalap-pebalap sepeda lintas medan Indonesia dengan ukiran waktu tercepat ketiga, 1 jam 31 menit 34 detik.
Sayang, tiga bendera Merah Putih tak bisa dikibarkan sekaligus dalam upacara pemenang. Berdasarkan aturan ajang olahraga multicabang internasional, medali perunggu mesti diberikan kepada atlet urutan keempat jika peringkat tiga besar didominasi atlet dari satu negara saja.
Dadi harus mengalah memberikan perunggu dan tempatnya di podium kehormatan kepada pebalap Filipina, Nino Surban. Nino yang masuk garis akhir di urutan keempat dengan catatan waktu 1 jam 35 menit 27 detik berhak atas medali perunggu.
Lomba balap cross country diikuti 19 atlet dan berlangsung sebanyak enam putaran. Sejak awal, Chandra, Bandi, dan Dadi sudah dominan. Ketiganya laksana bermain saling menerkam untuk bergantian menduduki peringkat pertama dalam setiap putaran.
Dadi memimpin pada putaran pertama sebelum diambil alih Chandra di putaran selanjutnya. Pada putaran ketiga, Bandi yang terdepan. Dua putaran selanjutnya jadi milik Dadi sebelum Chandra memastikan keunggulannya.
Pesta Indonesia di lereng perbukitan itu hanya sempat terusik ketika pebalap keempat Indonesia, Aris Putu Asmara Yasin, mengalami putus rantai, 500 meter menjelang garis akhir. Tak mau pasrah terhadap nasib, Yasin berlari menuruni bukit agar rantai sepedanya diperbaiki tim mekanik.
Walau pintu peluangnya sudah tertutup, Aris berkeras melanjutkan lomba. Dia pun menangis haru saat akhirnya menyentuh finis meski hanya pada urutan ke-10.
Sorak sorai ratusan penonton yang membawa bendera dan
”Saya persembahkan emas ini untuk ibu saya, orang-orang yang saya cintai, rakyat Indonesia,” kata Chandra yang lahir di Ciamis, 17 Januari 1989, itu. Inilah emas pertama Chandra setelah tiga kali berturut-turut berlaga pada ajang SEA Games.
”Saya yakin sejak pertama
Pada balapan itu, atlet Thailand, Natawat Supachiwakun, gagal menyelesaikan lomba karena mengalami gangguan teknis. Selain itu, aksi lima pebalap terpaksa dihentikan karena catatan waktunya sudah melewati batas yang ditetapkan dalam satu putaran. Mereka adalah Orlando Da Costa (Timor Leste), Aung Sai Khan (Myanmar), Antonio Almeida Pererira Martins (Timor Leste), Norshahreil Haizat Ahmad Nazali (Malaysia), dan Jacinto De Jesus Da Costa (Timor Leste).
Kepala pelatih cabang balap sepeda Indonesia, Wahyudi Hidayat, mengatakan, dominasi pebalap Indonesia itu sudah diprediksi sejak awal. ”Ini bukan soal penguasaan lintasan karena kita sudah lebih lama latihan di sini, melainkan soal kekuatan dan ketahanan atlet yang kami latih,” katanya sembari mengatakan, selama latihan, peningkatan kekuatan dan ketahanan pebalap sangat signifikan.